Selasa, 25 Desember 2012

TENTANG SEBUAH PARAMETER



Pertama kali aku mengenal istilah parameter adalah saat aku bersentuhan dengan ilmu alam dengan seabreg variabel pembatas. Kimia, ya mungkin saat itulah aku mulai mengenal lebih dalam tentang sebuah parameter. Parameter memiliki beberapa makna dan penafsiran yang berbeda. Ada yang menyebut batasan, ukuran, acuan, nilai, tolok ukur, takaran dsb. Tergantung dari segi mana kita memaknai dan berdasarkan latar belakang apa kita menggunakan istilah "parameter" itu sendiri.
http://photos-a.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/282913_2725954085065_1905755826_a.jpg
Dalam berbagai hal, kita dibenturkan dengan banyak parameter, dan parameter-parameter itu sebenarnya membuat kita semakin hari semakin bingung. Parameter kuliah, parameter performance kerja, parameter sukses, parameter bahagia, parameter kaya dan parameter-parameter lainnya.

Setelah dipikir-pikir, menurut bayanganku, parameter hanyalah sebuah titik bias yang di paksakan menjadi jelas. Begini maksudnya, yang disebut parameter, pada dasarnya tidak bisa di buat pasti, karena didunia ini tidak ada hal yang bisa dipastikan. Karena tidak ada satu orangpun yang bisa memberikan jaminan kepastian. Jangankan jaminan untuk 5 tahun kedepan, jaminan setahun, sebulan, sehari, sejam bahkan semenit yang akan datang pun tidak ada yang mampu menafsirkan.

Parameter itu adalah variabel yang disepakati. Tetapi, dalam setiap hal kesepakatan itu bukanlah persetujuan yang mutlak. Kesepakatan itu ada karena faktor kuantitas - mayoritas. Karena banyak yang setuju tentang satu hal, maka persetujuan itulah yang dijadikan sebagai acuan. Dalam bahasa lain itulah yang disepakati sebagai parameter. Kalaupun kita tidak sepakat tidak ada masalah, asal ketidaksepakatan itu dibarengi dengan argumentasi logis. Itulah yang terjadi saat ini, semua manusia bersitegang menerka, mengajukan penawaran pola berfikirnya, membuat batasan semaunya, dimana tiap orang yang ditemuinya harus mengikuti parameter yang diajukannya.

Ada deretan kalimat yang aku cuplik dari salah satu tulisan penyair tanah air, yang aku anggap itu adalah guruku, Emha ainun nadjib, itulah dia. "dan kini saya terjebak di kurungan peradaban, di mana manusia mengimani kehebatan, bertengkar memperebutkan kekuasaan, mentuhankan harta benda, bersimpuh kepada kemenangan, serta memompa-mompa diri untuk mencapai suatu keadaan yang mereka sangka keunggulan". Perasangkaan terhadap keunggulan hanyalah sebuah hasil fiktif yang ompong, boleh jadi secara kasat mata terlihat unggul tetapi batinnya kosong. Jadi jangan terjebak mengikuti lontaran ukur dari orang lain.

KENYATAAN DI PEDALAMAN

 “Hidupku, hidupmu, hidup kita semua sangat singkat, secepatnya bermanfaat, lalu minggat menuju akhirat, semoga kelak mendapat limpahan nikmat, di sisi Tuhan sang Pemilik Jagat”

Bahkan saat awal kami para pengurus kran sedekah menginjakkan kaki dimadura (tempat yayasan yang dinaungi KranSedekah), kami nggak percaya dengan kenyataan yang ada. Salah satu saja contohnya, SPP yang di bayarkan kesekolah Hanya Rp. 60.000 untuk SATU TAHUN. Coba liat ditahun 2012 yang mau habis, SPP Rp 5000/bulan bisa untuk membiayai apa??? Aku tercengang saat mendengarkan, mungkin anda pun terperangah saat menyaksikan. Bukan soal sok-sok an kita mengabarkan, hanya sekedar berbagi untuk saling mengingatkan. “Hei manusia kota, yang katanya kalian paling susah, hei makhluk Tuhan di metropolitan , yang katanya hidup nya jauh dari kecukupan, hei para pemuda yang selalu mencari alasan untuk bilang hidupnya selalu dihimpit kesulitan, bagaimana pendapatmu mengenai hal ini, bagaimana menurutmu saat kau menyaksikan biaya pendidikan yang sangat minim? Bagaimana? Bagaimana? Apakah cukup parah, separah keadaan yang mereka rasakan, apakah fasilitas pendidikan yang kita dapatkan masih terlampau kurang? Andalah yang telah merasakan. Bagi mereka, para pelajar muda di pedalaman pamekasan, minimnya fasilitas bukan berarti membuat mereka menjadi malas”.

KETABAHAN JALANAN

"kita akan menumukan banyak hal diluar nalar, tapi akan menjadi semakin "cetaarr" jika kita pintar dalam menakar. Sesuatu tidak mampu dilogika, tapi justru akan membuat anda semakin membahana. Jadi jalanan akan membuat anda semakin cetar membahana"---

Kehidupan lebih banyak dialami dijalanan, pelajaran paling nyata ada dijalanan, pengalaman yang bernilai itu saat kita melakukan perjalanan. Dijalan, bukan teoritis yang kita hadapi, tapi soal realistis yang banyak kita temui, jalanan bukan dunia perencanaan, jalanan adalah dimensi nyata dalam kehidupan. Banyak hal yang bisa dihikmahi, banyak ilmu yang mampu kita tadabburi, seabreg wacana yang kita pelajari, banyak katagori yang kita temui.

Orang2 berkumpul, bergaul, tanpa tebeng aling-aling. Mereka berdiskusi, sharing informasi, membicarakan masalah dan menemukan solusi. Kalangan Mahasiswa biasanya paling demen diwarkop ngelakuin hal semacam ini. Diwarung kopi misalnya, tak jarang ide tercetus, informasi berhembus, kemesraan tanpa putus, kesedihan tergerus, kesumpekan terhunus. Jalanan tempat paling fresh melepas penat, itu menurut sudut pandangku.

Rabu, 24 Oktober 2012

Tuhan, "Isma'il kan" Diri Kami

"Mereka" rindu kematian
Menunggu golok dikubangan penyembelihan
"Mereka" tidak pantas disebut bernasib malang, "mereka" senang
Karena sebentar lagi, nyawa nya diantar menemui Tuhan

Jangan pikir "mereka" bersedih
Jangan berprasangka "mereka" susah
Jangan mengira "mereka" tak kuasa

Kambing "mengembik" bukan karena jiwanya terusik
Suara Sapi "meng-eluh" bukan karena ia merasa rapuh
Mungkin saja itu adalah ringkihan dzikir yang terdengar samar,
Atau gemuruh takbir yang semakin getir

Mereka sadar yang akan ia hadapi esok adalah tukang jagal,
Bahkan semenitpun tak kuasa ia persiapkan mental,
Hanya keyakinan, bahwa kematian nya, lebih cepat mengantarkan pada "kehidupan yang lebih kekal" dan menemui yang Maha kekal

"Mereka" diikat, pandang memandang, satu sama lain saling menguatkan,
"Mereka" tahu, nyawanya dijemput demi sebuah kemuliaan,

Kematian "mereka" cukup disegani
Suara takbir disekelilingnya, Menguatkan tenggorakannya, Mengelabuhi rasa sakitnnya,

------------------------------------

Hari raya qurban tak bisa lepas begitu saja dari tinta sejarah Ismail 'alaihissalam
Kerelaan dirinya pada ayahnya 
Didasari sebuah keikhlasan, 
Lebih karena tingginya ketawadhu'an
Semata karena kepatuhan mendalam pada perintah Tuhan

Duh Gusti,
Jikalau Engkau izinkan,
Alirkan darah Ismail pada jiwa kami
Salurkan ketabahan Ismail dalam batin kami
Anugerahkan mental kepatuhan Ismail pada diri kami

Duh Gusti,
Mohon ampun pada-Mu
Sembelih segala laku buruk kami
Sembelih sifat pendosa kami
Sembelih tingkah takabbur kami
Sembelih kerdilnya pikiran Kami
Sungguh kami tak memiliki kemampuan apa-apa tanpa Kuasamu yang mengiringi

Wallahu a'lam bisshowwab

"Selamat berqurban" 
MLNG, 24 Okt 2012

Jumat, 28 September 2012

Hari Bahagia, Monggo Sedekah

Berbicara masalah sedekah, bukanlah soal perhitungan matematika yang bisa diotak-atik kalkulasinya, bukan soal ilmu kimia yang bisa diprediksi produk reaksinya, bukan soal ilmu ekonomi & akutansi yang ada debet kredit dan hukum jual belinya. Sedekah adalah ilmu yang unik dan tidak banyak rumusnya. Hanya satu rumusnya, siapa sedekah, hartanya semakin bertambah dan semakin berkah. Tidak bernah kekurangan apalagi kehabisan. Sudah dijamin. Kalau referensinya sudah pasti. Kitab suci jadi tuntunannya. Suda pasti jaminan nya. Tentu saat kita sedekah, niatan utamanya bukan mencari ganti harta semakin melimpah. Kita sedekah murni untuk melakukan kebaikan, untuk menunaikan ibadah, dan menjalankan sunnah. Biarlah rezeki2 yang diganti menjadi rahasia Tuhan semata. Dan menjadi "efek moral" dari kebaikan sedekah. 

Ada satu cerita terkait sedekah ini. Aq bilang ini kisah nyata. Beberapa hari yang lalu ada seorang anak sebut saja rino. Dia bekerja di sebuah perusahaan jasa transportasi. Kebetulan dia bertanggungjawab atas pekerjaan filling dan pengurusan dokumen. Hari selasa dia ingat bahwa ada 3 documen STNK yang sedang diproses 1 minggu sebelumnya. Tapi sampai hari itu dia belum menerima doc. tersebut. Cukup panik dia mencari, muter2, kelorong-lorong meja, ke semua amplop yang ada, sampai ke dapur kantor tak luput dari terkaman matanya. Sudah hampir 2 jam dia berkutat pada hal yang sama. Cukup letih raut wajahnya, tersenggal-senggal pula nafasnya. Dia lebih stress karena sebelumnya ada 2 STNK yang sudah hilang. Pusing tujuh keliling dia berputar - putar, berjalan kesana kemari, tak perduli badannya yang sudah letih.

Rabu, 26 September 2012

WISUDA : Wiiiiiih Sesuatu Banget Dah!


Ku ucapkan 2 kalimat untuk kalian semua “selamat dan tetap semangat”. “Selamat” karena kalian telah lulus selama masa pelatihan, “Tetap semangat” karena sebentar lagi kalian akan memulai pertandingan yang sesungguhnya dan perlombaan yang lebih nyata. Tetap optimis, jangan pesimis, hadapi dan jalani. Semoga suatu saat kita kembali dipertemukan dalam lingkaran keberhasilan yang tak berujung.


                Hari Minggu 23 September 2012, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sebagai salah satu institusi pendidikan terbaik di Jawa Timur bahkan di Indonesia tengah mengadakan resepsi penganugerahan gelar keilmuan yang ke 105 kepada para mantan Mahasiswanya. Yaaa, Mantan mahasiwa, karena per hari ini setelah diwisuda, status mereka bukan lagi mahasiswa. Nama mereka pun sedikit lebih panjang karena 2-3 huruf sebagai gelar tambahan dibelakangnya. Inilah penantian panjang selama kurang lebih 4 tahun. Waktu yang cukup lama saat dulu dijalani, tapi menjadi waktu yang relative cepat kalau saat ini direnungi. Setahun yang lalu aku juga pernah mengalami hal serupa. Saat wisuda 103. Memakai toga dipadu dengan busana wisuda, kombinasi yang terlihat cukup mempesona. Berkumpul bersama di Graha ITS sebuah ruangan yang luas nan megah, bertahan menanti selember Ijazah. Satu persatu Mahasiswa dipanggil maju kedepan, optimis, anggun menatap penuh kewibawaan. Kami diarak keliling kampus meski hanya dengan menaiki kereta odong-odong. Tampak wajah adik-adik kelas kami tersenyum bahagia, dan ikut merasa senang. Entah mereka bahagia karena kami berhasil lulus kuliah atau kebahagiaan mereka lebih karena kami semua segera sirna, Hehehehehe.

Jumat, 21 September 2012

SEDEKAH! YANG PENTING MAU ATAU TIDAK, TITIK


Ada sebuah cerita. Entah benar atau salah, entah ada atau tak ada, entah nyata atau fiksi belaka. Aku tidak peduli. Sekiranya itu cerita baik dan patut dicontoh kenapa harus dipilah-pilah. Kalau pun syetan saja yang bercerita, asalkan bisa nambah pahala ya diterima saja. 

Begini ceritanya, ada sebuah kakek yang cukup tua dan renta. Setiap hari dia pergi ke masjid. Unik ceritanya menginspirasi kisah hidupnya. Yang ia lakukan, setiap kali kemasjid adalah menata sandal para jama'ah, yang datang dan menunaikan solat di masjid itu. Sudah berlangsung cukup lama, sudah berlalu bertahun-tahun dia mengerjakan aktifitas yang sama. Tanpa rasa lelah, tanpa keluh kesah tetap saja ia jalani semua dengan ikhlas dan keridhoan semata. 

Suatu saat, ada salah satu jama'ah yang penasaran, motivasi apa yang membuat kakek itu tetap bertahan, istiqomah menjalani keberkahan lewat sandal yang ditata. 

"Maaf mbah, bolehkah saya bertanya kepada mbah?" 

"Silahkan saja nak, pertanyaan seperti apa yang gerangan ingin kau tanyakan", jawab kakek dengan cukup berwibawa. 

"Gini mbah, kenapa hampir setiap hari, mbah ini selalu menata sandal para jama'ah?" Tanya orang itu penuh penasaran. 

"Nak, yang ingin masuk syurga itu tidak hanya orang kaya, tidak hanya orang yang mampu bersedekah dengan hartanya, tidak hanya orang yang bisa bermanfaat dengan ilmunya, tidak hanya orang yang mampu beribadah dan berbuat banyak dengan tenaganya, mbah juga ingin masuk syurga nak", sergah mbah kakung itu dengan cukup tenang. 

Rabu, 05 September 2012

WAKTU . . . . . . . .???

Jika orientasi seseorang adalah material, mereka menyebut waktu adalah uang, 
Yang dirinya (uang) tidak membutuhkan sesuatu, tetapi sesuatulah yang membutuhkan keberadaanya 

Jika referensi hidupnya perjuangan, baginya waktu adalah pedang 
Menggunakan pedang untuk sebuah kemanfaatan, 
Jika Tak mampu mengendalikan, dia terhunus sebagai pejuang ataukah mati sebagai pecundang 

Bagi para enterpreneur, waktu semacam tender customer, yang mengharuskan mereka selalu jadi winner, 

Mungkin bagi para sejarawan, waktu adalah pelengkap penggalan kisah yang tak boleh terlewatkan 

Bagi kesebelasan sepak bola, waktu adalah injury time, bagi yang menang berusaha mempertahankan, dan yang kalah seoptimal mungkin menyamakan kedudukan atau bahkan membalikkan keadaan.

Selasa, 28 Agustus 2012

NOSTALGIA C-25 (SUWUN MAS-MAS, MBAK-MBAK)

UNTUK ANGKATANKU C-25 YANG ULANG TAHUN, UNTUK SENIORKU YANG MAU MENGAJARKAN.......

"Besok pagi silahkan dikkordinasikan, membawa air minum 80 mol, jangan sampai ada yang telat (80 mol??? Aaah apa lagi itu, untuk sekedar bawa air saja, kami harus menghitung, minuman kemasan pun gak ada yang mencantumkan satuan mol di labelnya, ribet amat seh,  pikirku waktu itu), bawa tas yang kalian buat dari kresek dan bertali sumbu kompor (ini lagi, zaman gini masih pakai sumbu kompor, gak sekalian aja pakai rantai kapal maaas), bawa peralatan solat, makan pagi. Cowok pakai celana jeans gelap sepatu gelap, yang cewek jika gk pakai kerudung rambutnya dikuncir pakai pita. Sebagai identitas, cowok cewek cari pita warna hijau tosca dan taruh lengan sebelah kiri, buat keplek berbentuk benzen dengan ukuran, besar tulisan, jarak tulisan yang sudah ditentukan, jangan sampai ada yg telat. Belum lagi hal yang paling buat aku mangkel, COWOK RAMBUT SAMA SATU ANGKATAN (Slonthooooong), kelompok sudah dibagi, silahkan dilihat sendiri. Besok pagi semua harus komplit dan sudah jadi, kami dulu juga sama dan kami bisa menyelesaikan, (GUAAAAPLEEEK maaas, cetusku meski dalam hati )".

Jumat, 17 Agustus 2012

JARENE SEH WES MERDEKA, LHA ENDI WUJUDE?????



"Bagi Bangsa Indonesia, kemerdekaan adalah berkah dan anugerah yang sangat spesial nan sakral, karena kita mendapatkannya tidak melalui pemberian, bukan lewat bingkisan yang dihadiahkan”. Kemerdekaan yang kita dapatkan adalah hasil perjuangan. Kita merebut dengan keseriusan para pahlawan dan semangat full para pejuang. Kita bangga menyatakannya kepada dunia, bahwa kita mampu memproklamasikan kebebasan bernegara, dan semangat perjuangan dipacu oleh keyakinan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa termasuk Indonesia. Judul diatas adalah pertanyaan mendasar dari masyarakat tataran bawah termasuk saya, yang tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkan dengan suara lantang tentang kondisi kekinian martabat bangsanya. Perntanyaan dan pernyataan tersebut mungkin muncul karena mayoritas masyarakat belum merasakan kenyamanan "dirumah" sendiri.

Jarene seh wes merdeka, lha endii wujude??? Kemana kebebasan kemerdekaan yang dilahirkan oleh seluruh bangsa Indonesia terdahulu dengan keringat, dengan luka, dengan darah dan kematian??? Kemana, dimana kebebasan itu disembunyikan???. Sudah cukup payahkah Bangsa ini menjaga harkat martabat Merah putih yang dideklarasikan diatas air mata sejarah 3,5 abad lamanya???, Mungkinkah kemerdekaan itu dikubur didalam tanah peradaban, ataukah kemerdekaan disembunyikan dibalik semak belukar fatamorgana kegalauan zaman??? Mereka pergi, menghilang entah kemana, Kemerdekaan sudah tidak kerasan dengan kondisi Negeri, Sudah tidak kuat lagi melihat ibu pertiwi meringkih, karena “penyakit komplikasi korupsi dan penyimpangan Nasional” yang semakin parah menggerogoti ketahanan sosial dan sekujur tubuh kebudayaan. Jarene seh wes merdeka, lha endii wujude??? Korupsi disana—sini, suap kolusi nepotisme seakan menjadi bancaan massal yang harus dipertahankan dan dinikmati bersama-sama. Negara kita kembali terjajah, belum merdeka. Terjajah ideologisnya, belum merdeka cara berpikirnya, terjajah kedelainya, belum merdeka kebutuhan pokok hidupnya, terjajah harkatnya, belum merdeka martabat bangsanya, Terjajah Sumber daya Tambangnya, belum merdeka para pekerja tambang yang ada didaerah, terjajah dan diperkosa energi alamnya, belum merdeka asri alami alamnya.

Selasa, 07 Agustus 2012

TENTANG SEBUAH KEMESRAAN (PART-1)

Apalah arti memberi bagi kita semua?, apalah arti mengasihi bagi insan manusia? apalah arti berbagi yang harus kita jalani????, Toh pada hakikatnya tidak ada satu aktifitaspun yang kita lakukan dengan rasa ikhlas terhadap substansi dari tindakan itu sendiri. Ibadahpun, manusia masih berharap imbalan pahala, berkah serta iming-iming surga. Salah??? Oooh tidak sama sekali, Justru karena Tuhan Maha Mengetahui sifat dasar manusia, maka Tuhan pun dengan segala kemurahan-Nya menyediakan efek moral sebagai motivasi manusia untuk melakukan kebaikannya, yaa itu hanya efek moral. Tapi, tak usah lah kita terlalu matematis memikirkan tentang pahala, berkah dan surga, biarlah itu menjadi kalkulasi Tuhan semata, Karena Ia Sangat Adil Mengkalkulasi tingkah manusia. Yang terpenting bagi kita saat ini adalah berlomba-lomba dan berkejar-kejaran mendapat Kalkulasi dan Noominasi terbanyak dan terbaik dari –Nya. Oke!



Akhir bulan juli 2012, ada semacam diskusi kecil di jejaring sosial facebook (group Kimia ITS angkatan 2007). Maklum lah keberadaan kami sudah mulai menyebar, kami jalani hidup yang berbeda, tidak lagi berada pada satu daerah yang sama, itu sebabnya hanya sekedar tulisan yang mampu mewakili kehadiran kami, meski lewat dunia maya tanpa eksistensi. Yaa sudahlah, yang terpenting tali persaudaraan dan ikatan silaturahmi tetap erat terjaga dan tak terpisah. Kembali ke topik bahasan, Karena sudah memasuki bulan Ramadhan, maka diskusi itu mengarah pada pembicaraan tentang buka bereng sambil bereoni bersama. Ada juga yang mengusulkan kumpul-kumpul setelah hari raya sambil halal bihalal bermaafan. Semua ditampung dan diomongkan menjadi obrolan yang agak serius namun santai. Setelah cukup panjang diskusi ini berlarut dan mengalir didunia fana, akhirnya dipilihlah opsi keduanya, buka bersama serta halal bihalal. Tanpa banyak bicara, yang kami usahakan adalah tindakan nyata. Tak perlu membuat struktur kepanitiaan serba ribet, yaa sekedar kesadaran sudah mampu mewakili job disk masing-masing. Tak ada syarat, Satu, dua kali instruksi saja sudah cukup untuk mengkombinasikan pendapat. Bagi kami, bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah, bulan dengan segudang hikmah, tak mau kami lalui begitu saja dengan amalan yang sia-sia. Kami pun menyepakati untuk “menjaring keberkahan Ramadhan” lewat berbagi kebahagiaan dengan mereka yang kurang beruntung. Dan,,, panti asuhan yatim piatu menjadi jujukan paling mudah.

Jumat, 03 Agustus 2012

PESAN YANG TAK SEMPAT TERBALAS




Ayah,,, Bunda,,,

...

Engku temui aku bukan dengan ragamu,

Hanya sebatas cerita tentang kepribadianmu

Ayah,,, Bunda,,,

Engkau bimbing daku bukan lagi dengan tanganmu,

Hanya sebatas cinta yang mengiringi langkahku


Ayah,,, Bunda,,,

...

Saat langit mulai senja, Ingin aku berbagi cerita

Tapi apa daya, hari-hariku hanya berteman sepi tanpa kata-kata

Ayah,,, Bunda,,,

Lembut tanganmu, sedetikpun belum pernah aku rasa

Belaian itu hanya datang lewat mimpi yang berujung fatamorgana,

Minggu, 22 Juli 2012

LAIN KESADARAN, LAIN PULA KETAATAN



Aaahhh
, rasanya sumpek tiap hari harus mendengarkan dan melihat tontonan tanpa sutradara, parody tanpa ujung cerita. Televisi pun memberi pertunjukan untuk kabar yang itu-itu saja, tetap sama, tanpa ada variasi berita. Korupsi, kolusi selalu menempati halaman paling depan pada tataran surat kabar. Wisma Atlet, Proyek Hambalang, Tertangkapnya proses penyuapan Kepala Kantor Pajak Bogor, sampai yang paling ramai dibicarakan adalah kasus dugaan penyelewengan dana pengadaan Al-qur’an. Meskipun kasus ini masih dibutuhkan penyelidikan yang cukup mendalam dan proporsional, serta kajian-kajian yang cukup serius untuk mengungkap kenyataan yang terdeteksi, akan tetapi mindset kita sudah hampir digiring pada kondisi sosial politik Negara yang bisa dibilang cukup mengenaskan. Belum lagi para pelaku yang terungkap adalah anak-anak ibu pertiwi yang masih muda dan baru saja dilahirkan di dunia. Aku cukup bergumam (sungguh “Hebat” ibu pertiwi ini).

Ada sebuah guyonan dalam salah satu forum diskusi religi dan sosial. “Setan saja sudah putus asa menggoda Bangsa Indonesia”, lha kok bisa? Ya, setan sudah tidak lagi mampu menggoda Bangsa Indonesia. Instruksi yang diberikan setan sudah tidak lagi didengar oleh Masyarakat Indonesia. Setan pun berjalan terlampau lunglai, dia tidak ingin lagi bertahta di Negeri Pertiwi. Karena kerajaan setan dan petinggi-petingginya, sudah tergusur oleh cerdasnya dan tingginya tingkat keilmuan para pemimpin Indonesia. Ketika setan menyeru supaya mencuri uang 200.000 ternyata yang sudah dicuri 2.000.000, tatkala setan menyuruh pemimpin Indonesia korupsi 3 Milliar, ternyata orang yang diperintahkan sudah terlebih dahulu korupsi 3 Trilliun. “capeeeek deeech”, urai si pemimpin Setan. Bukan, bukan sok bersih aku menulis ini, tapi lebih dari itu, mari kita mentadabburi, mempelajari, dan memahami kondisi yang ada sebagai salah satu bentuk instropeksi menuju jalan yang Hakiki. Semoga!!!

Aku bukan orang yang memiliki pijakan keilmuan tentang dunia politik dan ranah perhukuman, aku juga bukan anak muda yang memiliki landasan berfikir tentang tata kelola pidana. Aku tak punya argumentasi logis tentang siapa yang benar dan siap pula yang patut dipersalahkan. Tak mampu mulut ini berujar, mengkritisi sana dan sini layaknya para pengamat politik dan para politisi. Aku sebatas faham, kehidupan berjalan berdasarkan siklus timbal-balik.

Kamis, 19 Juli 2012

MASALAH TRANSPORTASI, KAMI PUNYA SOLUSI


ASSA BLOG COMPETITION


"BAGI ASSArent, PELAYANAN TERBAIK ADALAH SATU-SATUNYA PILIHAN YANG HARUS DIPENUHI"

Semakin ketat persaingan pasar global, semakin cepat pertumbuhan bisnis nasional dan internasional, setiap perusahaan dituntut memiliki mobilitas kinerja yang tinggi, dan puncak pencapaian terbaik bagi perusahaan adalah prestasi dan hasil kerja sebaik mungkin serta waste time seminimal mungkin. Sebagai bentuk keseriusan perusahaan dalam mewujudkan tekad tersebut, perusahaan harus mampu mengelola sistem manajemen yang terintegrasi. Setiap sektor dan unit kerja diharapkan padu dalam satu mainstream visi yang sama. Selalu dibutuhkan kreativitas imajinatif dari seluruh karyawan dan pimpinan perusahaan dalam memangkas sendi-sendi proses yang sulit atau alur kerja yang rumit. Mulai dari Metode kerja, SDM yang tersedia, Transportasi dan Material pendukungnya, dsb-nya, lebih-lebih proses kinerja yang intensitas tertingginya berhubungan dengan customer.

Berdasarkan tinjauan singkat diatas, ASSArent Sebagai perusahaan jasa rental mobil terbaik nasional, mencoba hadir sebagai salah satu mitra kerja, yang mampu menjadi alternatif pendukung, dalam meminimalisir panjangnya alur kinerja, terkait dengan penggunaan unit transportasi perusahaan. Setiap perusahaan pasti membutuhkan alat transportasi sebagai pendukung distribusi produk yang akan dipasarkannya. Maka dari itu, kelancaran pemasaran menjadi harga mati yang harus dipenuhi. Terkadang, karena masalah transportasi, perusahaan mengalami kerugian-kerugian yang tidak diprediksi eksistensinya. Disinilah letak solusi yang ditawarkan oleh perusahaan jasa rental.
Informasi diatas bisa ditunjang berdasarkan beberapa sub bab yang akan dijelaskan dibawah ini:

1.Segi Keuangan
Jelas saja, yang menjadi fokus utama setiap perusahaan adalah segi kuangan, tentang laba atau rugi, statis atau dinamis. Jika perusahaan menyediakan dana khusus untuk pengadaan kendaraan operasional, betapa besar budget yang akan dikeluarkan, padahal dana tersebut bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan yang lebih produktif. Lantas bagaimana perhitungan keuangan jika perusahaan harus sewa mobil sebagai pendukung unit bisnisnya?, Perusahaan tidak usah khawatir terhadap biaya yang dikeluarkan. Karena selain bisa menghemat pengeluaran yang terlampau membengkak, setiap bulan perusahaan akan mengeluarkan pembiayaan unit transport dengan harga yang sama/tetap.

Sabtu, 14 Juli 2012

WANI ORA USUM



"in, piye bangbangwetan, tema ne opo"? tanyaku pada si Daroin, Santri Amanatul Ummah yang malam itu sudah terlebih dahulu hadir di Forum Pencerahan bangbangwetan. "Tema nya, Wani Ora Usum". Beh apalagi diskusi yang diangkat dalam forum yang aneh ini, pikirku saat itu. Ya, Bangbangwetan adalah salah satu forum yang aneh, bagaimana tidak, forum ini dilakukan satu bulan sekali disurabaya, diskusinya juga dilakukan mulai ba'da isya' sampai sekitar jam 3 pagi, Nah lho, lak yo aneh seh, waktunya orang tidur ini malah cangkrukan sampai pagi menjelang. Tapi, bagiku tidak ada masalah sedikitpun, karena aku merasa cukup enjoy. Bangbangwetan menyuguhkan hampir semua pendekatan keilmuan, ya bahasan sosial, keagamaan, politik, budaya, ekonomi, seni, science dsb yang dikemas melalui obrolan berparodi, guyonan yang cukup mencair dan kemesraan yang sangat hangat. Ini adalah salah satu moment yang selalu saya tunggu, salah satu. Ditengah gempuran aktifitas pekerjaan yang cukup rapat, Sekali dalam sebulan, sudah bisa mengobati kerinduanku terhadap keilmuan-keilmuan yang nyeleneh.

"WANI ORA USUM", maksudnya gimana? kalau orang jawa, khususnya Jawa Timur sudah pasti tau maknanya. Tapi mentransformasikan bahasa jawa ke bahasa indonesia, bukanlah pekerjaan yang gampang, terlampau kaya kosa kata Jawa yang tidak ada penjelasan atau kiasan maknanya dalam ruang lingkup Bahasa Indonesia. Tapi baiklah, pelan-pelan kita masuk kedalam penggambaran makna yang cukup sederhana. "Berani keluar dari kebiasaan pada umumnya", mungkin itulah yang mendekati artinya. Sudah tentu keluarnya kebiasaan ini, dari yang buruk atau yang kurang maksimal berontak menuju kebiasaan yang baik dan lebih bermakna. Ketika yang lain hanya mau melakukan sesuatu dengan resiko pekerjaan yang kecil, beranilah untuk mengambil resiko pekerjaan yang besar, tentu dengan pertimbangan-pertimbangan yang matang dan masuk akal. Karena pada dasarnya resiko itu berbanding lurus dengan sebuah hasil pencapaian. Kalau seorang pejabat, konsep wani ora usum ini bisa diaktualisasikan dilingkungan birokrasinya. Jika lingkungan sekitarnya USUM E (kebiasaannya) korupsi, maka wanilah (beranilah) untuk tidak korupsi. Bagi seorang pekerja konsep wani ora usum e itu, ketika terdapat kebiasaan yang satu saling mengalahkan yang lain, satu orang saling menjelek-jelekkan yang lain demi sebuah tingkatan jabatan dan prestasi, beranilah keluar dari kebiasaan itu. Carilah Apresiasi dengan sebuah prestasi, tanpa harus memfitnah sana dan sini, tanpa harus menjatuhkan samping kanan dan kiri. Mengubah kebiasaan dan budaya memang tidak mudah, sangat sulit tapi bukan berarti tidak mungkin. Karena hanya Ada satu hal yang tidak mungkin didunia ini, yaitu sesuatu yang belum pernah dicoba.

Minggu, 01 Juli 2012

“SUJUD” JALANAN DI PENGHUJUNG BULAN (tukang becak, pemulung dan tambal ban)




Malam ini, 00.30 WIB, malam penghubung antar bulan (Juni-Juli), batas akhir bulan juni dan penanda awal juli, aku melakukan perjalanan. Perjalanan yang memang aku sengaja adanya. Dinginnya malam kota surabaya mulai menerobos masuk kedalam tulang sum-sum, melewati batas tebal jaket yang aku kenakan. Ku pacu saja Jupiter Z melawan udara malam. Aku sudah ada niatan melakukan apa, tapi belum ada niatan mau kemana. Tetap saja ku pacu motorku menyusuri tepian surabaya. Ada dua pemandangan yang terlihat sangat bertolak belakang, disaat aku melewati tengah kota, satu kutub menampilkan “kebahagian semu”, para muda-mudi yang menikmati malam, sekumpulan group motor yang berjajar memamerkan keindahan motornya, club malam yang berpacu dengan lentikan suara karaoke, mereka menghabiskan malam, meluapkan kejenuhan dengan mencari kebahagiaannya masing-masing. Satu kutub yang lain menampilkan magnet yang berbeda, mereka yang berada dipinggiran jalan bergerombol dan hanya mampu memamerkan keindahan becak dan gerobaknya, seorang wanita paruh baya tetap setia terjaga didalam lapak dagangannya. Apa mungkin setiap hari mereka menghabiskan malam diatas becaknya, mereka tertidur dengan nyenyak dengan “ac” alami yang mereka andalkan. Ku susuri juga beberapa tempat pembuangan sampah, tengah malam pun ada saja yang masih beraktifitas memilah-milah sampah. Aku berjalan dengan membawa “bekal” yang sengaja aku sediakan buat sebagian dari mereka, cuma beberapa orang dari sekian banyak orang yang aku temui. Yaa sebagian saja, maaf memang aku belum mampu membagikan “bekal” buat semua yang aku temui, karena tak bakal cukup bekal itu.

Seorang pria yang sudah pantas menyandang gelar “kakek”, memunguti sampah kertas dipinggir jalan, dia mengumpulkan “Rezeki” di sepanjang jalan yang dilalui. Kertas yang sudah dikumpulkan, diikat dan diletakkan diatas becaknya yang sederhana, aku hanya bisa membatin, sudah tidak seharusnya seorang kakek yang cukup tua bekerja seperti itu, tapi bagaimana lagi jika keadaan yang memaksa seperti itu. Kuhampiri saja lelaki tua itu, Kuberikan saja “sedikit bekal” yang aku bawa, berharap bisa mengurangi beban hari itu. Minimal bisa untuk tambahan beli minum atau jajanan ringan. Sang kakek terlihat begitu semangat bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilakoninya, tak ada sedikitpun ekspresi yang menginformasikan jika dia mengeluh, hanya ekspresi letih yang sesekali tercurah dari wajah beliau yang terlihat hampir keriput. Rambutnya yang putih, punggungnya yang mulai ringkih, telah mengajarkan arti penting kehidupan (syukur dan ikhlas). Sambil berpamitan, aku tinggalkan kakek itu, berharap kepergianku tidak lagi mengganggu aktifitasnya. Terlihat begitu jelas dari kejauhan, jika sang kakek terus berpacu dengan becak memanfaatkan segenap tenaganya yang masih tersisa. Motor berhenti disuatu tempat diantara sungai dan taman, seorang pria yang tidak begitu tua juga tidak begitu muda sedang memulung barang apa saja yang bisa ditukar dengan uang. Kuhentikan motor dan kembali aku berikan sedikit bekal yang aku bawa. Beda dengan sang kakek yang aku temui pertama, sang lelaki ini sudah tampak kelelahan, sudah terlihat capek, sehingga agak kehabisan tenaga saat memunguti barang-barang yang tersisa dipinggir jalan. Setelah “bekal” aku berikan, kutinggalkan kembali lelaki itu, dengan harapan yang sama, semoga bisa mengurangi beban untuk hari itu.

Saat motor berjalan berjarak sekitar 300 meter dari tempat lelaki itu, aku harus menuntun motorku, ban bocor ditengah dinginnya malam.

Selasa, 19 Juni 2012

KETIKA SARUNG SEDANG MEMBERI PELAJARAN


Tak sengaja tulisan ini muncul ketika aku melihat kick andy spesial bersama Bpk. Dahlan Iskan. Acara talkshow tersebut dimulai dengan membahas buku berjudul “SEPATU DAHLAN”. Buku yang menurutku sangat inspiratif, kebetulan buku itu telah aku miliki beberapa minggu sebelum acara kick andy membahasnya. Aku orang yang bisa dikatakan ngefans sama bapak Dahlan, selain dari pemikiran beliau yang terkenal out of the box, atau dari kesederhanaannya, beliau juga pernah mengenyam pendidikan di sebuah gubuk pesantren, sama seperti background pendidikan MTS dan MA yang aku jalani, bedanya adalah dari lembaga yang mendidik, Hheehehe. Jadi background pesantren itulah yang mempertemukan kekagumanku pada beliau. Wah prolog yang bener2 out box dari judul,,, hehehee.


Saat acara kick andy, sang host Bpk Andy F. Noya membuka satu kotak yang berisi sarung. Dimana sarung menjadi saksi sejarah yang amat penting dalam kehidupan Mentri BUMN ini (Bpk. Dahlan Iskan). Maklum saja karena masa kecilnya hampir tak bisa dilepaskan dengan kata sarung. Bpk Dahlan mengakui, Dahulu sarung memiliki multifungsi, selain sebagai fungsi utama untuk sholat, sarung juga berfungsi sebagai selimut, sarung juga bisa digunakan untuk membawa berkat (jajanan setelah tahlil atau pengajian) dll. Maklum waktu kecil beliau memiliki sarung dengan jumlah yang amat minim.Nah, kalau Bpk Dahlan Iskan memiliki cerita unik terkait multifungsi sarung, aku juga memiliki arti penting sarung, tapi dari sudut pemaknaan yang berbeda. Aku mencoba membahas sarung dari segi sifatnya. Ok, dari sini kita mulai menginjak pada bahasan yang sesuai.


Judul tersebut telah berhasil membawaku kembali bernostalgia dengan memory 4-5 tahun yang lalu, memory yang sedang terninabobokkan oleh rutinitas aktifitas. Yaa, memorry saat aku berada dan bertempat tinggal diruang lingkup pesantren. Sebagai seorang santri, pasti segala bentuk aktifitas yang aku jalani tidak bisa dilepaskan dari yang namanya sarung. Tidak hanya aku, semua orang yang menamakan diri seorang santri tentu melakukan hal yang sama. Sarung seakan menjadi busana wajib bagi para pelajar dipesantren. Kalau orang awam memiliki mode dalam berbusana, tak kalah menariknya dengan seorang santri, Santri memiliki bermacam-macam mode dalam pemakaian sarung. Itulah kelebihan dari sifat sarung itu sendiri yang akan kita bahas disini. Sarung sudah menjadi kebutuhan pokok seorang santri, kalau seragam sekolah, mungkin seorang santri hanya memiliki maksimal 3 potong saja, tapi kalau sudah menyangkut sarung setidak-tidaknya setiap santri memilik 5-7 buah sarung (ini berdasarkan pengalaman, bukan berdasarkan data ataupun survey, hhehehe). Sarung memang sangat kental dengan 2 dunia, dunia Pesantren dan dunia zaman dulu alias jadul.


Waktu aku nyantri, aku pernah mendengar guyonan seorang Ustadz tentang sarung ini. Beliau mengatakan bahwa sarung itu memiliki 3 sifat yang bisa mengalahkan mode busana diluar. Karena penasaran kuikuti saja alur cerita yang beliau sampaikan. Kemudian sang Ustadz melanjutkan 3 sifat tersebut, pertama isis, praktis dan dinamis.

Rabu, 13 Juni 2012

KITA, PERTEMUAN DAN PERPISAHAN

“Sahabat sejatiku hilangkah dari ingatanmuDihari kita saling berbagi,” Bagiku, satu bait awal dari SO7 saja sudah cukup mengundang memory yang perlahan hampir menghilang. Bukan karena kita sengaja untuk menghilangkan, bukan juga kita lupakan, atau bahkan sesekali kita hapuskan, tidak….tidak seperti itu., tapi lebih karena tertimbun oleh gempuran aktifitas yang kita lalui dan rutinitas yang sedang kita jalani saat ini. Aku tak tahu kapan pastinya kita bertemu, aku juga tak ingat kapan tepatnya kita mulai torehkan satu bait cerita. Yang ku ingat saat itu adalah, bahwa kita pernah bertemu ditempat yang sama, kita berjabat tangan dan kita saling berkenalan, keberadaan kita disatukan dalam tali persahabatan, bahkan kita dilekatkan dalam bingkai persaudaraan. Meski akhirnya kita harus melanjutkan cerita masing-masing dalam lembaran perpisahan, aku teringat saat kita kembali berjabat tangan, bahkan berpelukan, tidak lagi untuk berkenalan, tidak hanya saling bermaafan, tapi lebih dari itu, dengan hati yang berat kalian ucapkan salam selamat jalan.

Dahulu kita sangat suka berbagi, apapun yang kita punya kita bagikan, kita ada jajanan ringan kita bagikan, kita punya rezeki juga kita bagikan, kita punya cerita maka cerita itulah yang kita bagikan, bahkan jika cuma kesedihan dan luka yang kita punya maka itu yang bisa kita bagikan. Tidak ada rasa iri hati, sesulit apapun kondisi psikologis dan mental yang kita alami saat itu, kita semua nedo nerimo. Jika saudara kita ingin membagi cerita, maka senantiasa kita menjadi pendengar yang baik, meski ceritanya sangat membosankan. Kalau teman kita ingin berbagi curhatan, seakan kita menjadi konsultan yang berwibawa, yang mampu memberikan masukan-masukan yang cukup manis, meski kita sendiri belum pernah melakukannya. Itulah keindahannya, itulah kemesraannya, dan itulah kenangannya. Tak mampu aku menuliskan satu persatu cerita yang pernah kita lalui, karena terlampau banyak yang akan ditulis dan terlampau rumit untuk digoreskan dalam sebuah tulisan, karena hanya mampu dikenang.

Tak semua cerita bisa ditulis, ada banyak cerita yang sulit digambarkan dengan kata-kata. Yang jelas aku cukup menikmati masa-masa itu. Aku cukup mengatakan itulah sebuah ’’kemesraan”. Kata bang Iwan Fals: -Kemesraan ini, janganlah cepat berlalu, kemesraan ini, ingin ku kenang selalu, hatiku damai jiwaku tentram disampingmu, hatiku damai jiwaku tentram bersamamu-.

Jumat, 01 Juni 2012

AKU, SIRINE DAN BOCAH PENJUAL KORAN

Ku awali bulan juni dengan meng-enjoy-kan diri. Kalau di hari-hari sebelumnya, aktifitas pekerjaan aku awali jam 08.00 dan aku harus sudah berangkat jam 07.30, maka lain lagi yang aku lakukan hari ini jum’at 01 Juni 2012. Aku mulai berangkat 06.30, satu jam lebih awal dari schedule rutin. Entah kenapa aku memiliki niat seperti itu, yang jelas aku mencoba meng-alihkan pikiranku dari “kepenatan-kepenatan” yang aku alami tadi malam. Kepenatan???, emang kepenatan apa??? Yaaa, penat otaknya, penat ototnya dan yang utama penat hatinya, hehehe (just kidd). Maka dari itu aku ingin beraktifitas lebih awal. Aku hanya ingin mencari peralihan sementara dari fasa jenuh yang aku alami, dari hati dan tubuh yang mulai lunglai. Semalam pun rasanya sulit aku menidurkan diri. Tapi biarlah, akan kupendam keletihanku dengan semangat udara pagi hari ini. Tanpa ada niatan harus diarahkan kemana laju Jupiter L-4576-Y ini, aku berkendara sesuka-suka hatiku. Tujuanku pertama adalah kantor, di daerah prapen, sesampainya didepan kantor aku celingukan keparkiran kantor, situasi masih sepi, Jelas saja karena memang belum waktunya masuk kerja. Kulanjutkan laju motorku hanya untuk “thowaf” mengelilingi prapen dan jemursari. Yaa itung-itung sekedar mencari udara pagi ditengah “pohon-pohon berakar besi”. Kuamati saja jalanan yang aku lewati, mulai dari para pedagang asongan, penjual Koran, orang-orang yang menuju kantornya masing-masing, orang-orang yang ngopi dsb. Tapi ditengah pengamatanku yang cukup tenang dan menyenangkan, tiba-tiba suara sirine polisi yang sangat keras membuyarkan keteduhan pagi itu.

Senin, 28 Mei 2012

GOOD, BETTER, BEST

Beberapa hari terakhir ini, mata ku lebih banyak akupaksakan didepan televisi daripada harus mencurahkannya didepan laptop. Intensitas tugas kerjaan, atau sekedar menyalurkan hasrat nulispun sedikit demi sedikit terkikis dan tereduksi oleh acara televisi. Entah kenapa, mungkin karena jenuh, malas atau apapun lah, yang menyebabkan peralihan suatu prioritas utama. Negatif memang, tapi bagiku nilai negatif itu aku gunakan sebagai penyeimbang nilai positif yang ada. Dalam kasta pencapaian, kita mengenal “hasil yang baik”, tak cukup sampai situ, hasil yang “baik” masih diungguli oleh hasil yang “lebih baik”, setelah dua kasta tersebut berhasil ditembus, pencapaian “terbaik-lah” yang selalu diperebutkan. Yaa, pencapaian-pencapaian tersebut diperoleh karena adanya sebuah proses . Mustahil ada produk tapa didahului sebuah reaksi, reaksi pun tak akan pernah berjalan tanpa diimbangi dengan sebuah aksi, mustahil ada akibat tanpa didahului oleh sebab, karena “proses” sudah menjadi hukum kehidupan yang harus dilalui. Untuk menjadi “better” kita tidak boleh puas pada pencapaian “good”, untuk menjadi “best” tak boleh kita terlena pada zona kegembiraan “better”. Setiap saat, setiap waktu peningkatan kualitas harus terus diusahakan. Bahkan “Best” akan turun kasta menjadi “good” tatkala masih saja ada yang bisa mengunggulinya. (aaaah, semoga gak mbuletisasi) Segala tontonan yang aku lihat selama ini, hampir memiliki satu tujuan yang sama. Berada pada satu jalur pencapaian yang seirama. Yaitu sama-sama mencari peningkatan kualitas terbaik dan mendapatkan gelar sebagai pemenang. Mulai dari final liga champion, yang mana satu keutuhan tim bekerja sama demi mendapatkan piala yang dielu-elukan hampir seluruh tim di benua eropa, para atlet bulu tangkis dalam piala uber & thomas yang berusaha sekuat tenaganya untuk mengembalikan eksistensi Indonesia sebagai jawara bulu tangkis ditingkat asia bahkan dunia, serta calon artis papan atas yang mencurahkan segenap tenaga, pikiran, waktu dsb dalam wahana Indonesian idol episode 2012 dengan target menyabet impian yang dituju. Mereka datang bukan untuk menjadi yang kedua, ketiga atau yang terakhir, tapi mereka datang untuk menjadi yang utama..

Selasa, 10 April 2012

“PELANGI DITENGAH NEGERI KEPANASAN DAN KEHUJANAN”



Untuk Kesetiaannya Emha ‘Ainun Nadjib (Cak Nun)

Ditengah hiruk pikuknya bangsa Indonesia mengembalikan jati dirinya yang semakin hari semakin melemah, semakin berganti zaman semakin menghilang, tetap saja beliau (Cak Nun) dengan kesederhanaannya dan kesabarannya masih mau duduk-duduk nyangkruk, jagongan hingga tengah-tengah malam hanya untuk membagi-bagikan pengalaman dan pengetahuannya kepada masyarakat yang mulai kehilangan kepercayaan diri. Cak Nun masih saja setia mendengarkan curhatan-curhatan manusia yang hadir diforumnya, tak peduli mulai dari curhatan malaikat ataupun Iblis sekalipun. Memang sangat lancang ketika saya harus menulis-nuliskan sosok budayawan asal jombang ini. Budayawan yang selalu membangkitkan kecintaan masyarakat pada budaya bangsa, seniman yang tulisannya mampu membuat jiwa ini mengalir menghargai potensi diri Negeri Garuda. Tapi yang aku ungkapan ini adalah bentuk kekaguman ku pada pemikiran-pemikiran beliau, pada perenungan-perenungan hidup yang ia bagikan, pada nasihat-nasihat yang telah ia tularkan. Setiap kali jagongan di bangbangwetan beliau Cuma mengajarkan tentang kemanfaatan hidup. Kurang lebih beginilah yang dia utarakan, “Kalau kalian Ingin melayani Allah maka layani lah orang lain yang ada disekitarmu”. Melayani memiliki interpretasi makna yang cukup luas, tapi pada intinya bagaimana kita bisa menolong, membantu, kerjasama dengan orang-orang yang ada disekitar kita. Selain itu, yang sering beliau ungkapkan adalah “sesulit apapun hidupmu didunia, bagaimanapun nasibmu saat ini, trimoen (terimalah), ikhlaso (ikhlaslah), asal Allah tidak marah kepadamu dan kamu tetap dicintai Rasulullah, sudah cukup kamu hidup didunia ini”.



“Pelangi di tengah negeri kepanasan dan kehujanan”, judul ini juga terinspirasi dari sebuah tulisan cak nun yang mengomentari pemberian gelar Dr.HC kepada gus mus alias KH. Mustafa Bisri, judul tulisan beliau adalah “Air zam-zam di Negeri Comberan”. Jelas tulisan ini tidak memiliki arti apa-apa baginya, bahkan cak nun akan marah jika ada satu orang saja yang berkata kagum, hormat atau apa sajalah yang berpotensi meninggi-ninggikan dirinya. Suatu pertemuan cak nun pernah berpesan kepada jamaah maiyah, jangan sekali-kali kau meninggi-ninggikan orang lain, karena “tinggi” itu hanya milik Tuhan, manusia tidak berhak menempati maqom yang seharusnya milik Tuhan.

Jumat, 06 April 2012

"SEMOGA BERMANFAAT"


Sebenarnya agak berat aku menguraikan tentang kalimat “Semoga Bermanfaat” ini. Rasanya memang tak ada sedikitpun kepantasan buat diriku untuk menafsirkan do’a istimewa ini. Karena diriku sendiri pun belum pernah memberi kemanfaatan yang berarti bagi lingkungan sekitarku maupun ruang lingkup terjauhku. Masih terlalu sering aku memikirkan kemanfaatan dan kepentingan diriku sendiri, tingkat egoisme yang telah membabi buta masih saja menyelimuti segala bentuk aktifitas yang aku jalani. Self Oriented masih menjadi bayang-bayang semu harapan tangga tertinggi ku. Ditengah ketidakpantasanku ini, izinkan aku membagi sesuatu yang menjadi keinginan terbesarku. Aku menuliskan ini bukan karena aku sok-sok-an, jauh dari niatan itu, supaya aku bisa termotivasi untuk melakukan apa yang seharusnya aku lakukan demi kepentingan banyak orang, sama seperti apa yang aku tuliskan saat ini. Tulisan ini aku jadikan sebuah do’a, agar kehidupanku kedepan tidak hanya meributkan kepentingan jasadku, tapi lebih dari itu, semua aktifitasku didasarkan pada kebutuhan dan pengharapan banyak orang.


“Semoga bermanfaat”, bagiku kalimat itu adalah sebuah ungkapan do’a yang fleksibel. Aku suka sekali menyebarkan kalimat tersebut dalam kondisi dan situasi apapun. Kalimat penutup di setiap coretan yang aku goreskan, pada sebagian besar sms yang aku kirimkan, di setiap kesempatan acara selalu aku sempatkan. Ada kepuasan tersendiri jika bisa menyampaikan doa dan membagikan kepada banyak orang. Kenapa harus “Semoga Bermanfaat”? karena menurutku kalimat tersebut dapat mewakili pencapaian tertinggi seorang hamba. Sungguh tak ada cita-cita yang lebih indah selain kehidupan ini dapat menebar manfaat sebanyak-banyaknya dan sebesar-besarnya.

TAK USAH BANYAK TAPI….



Ingin ku melangkah, Tapi,,,,, aku tak kuasa
Ingin ku mengayuh, Tapi,,,,,, aku belum mampu
Ingin ku berlari, Tapi,,,,, aku tak berani
Ingin ku melompat, Tapi,,,,,,, aku tak sempat
Ingin ku ………., Tapi,,,, ku ……….
Ingin ku ………., Tapi,,,, ku ……….

Entahlah siapa yang membuatku tak berkuasa
Entahlah siapa yang mengendalikan kedunguanku
Entahlah siapa yang menjadikanku lemah
Entahlah siapa yang memangkas hak-hak keberanianku
Entahlah apa dan siapa yang telah mengutukku menjadi manusia “Koplo”
Aaah,,,,, Siapa,,, siapa dan siapa,,,,,,

Kesana-kemari yang kubawa hanya kedustaan
Yang telah membuatku semakin hari semakin apatis, egois, tak tahu diri
Mataku buta, telingaku tuli, hatiku bersembunyi

Bola mataku sudah buta akan lirikan manusia
Daun telingaku tuli dari celotehan sinis yang ada
Hatiku bersembunyi dari keberadaan individualis yang sangat egois

Minggu, 01 April 2012

Ku ubah saja dari “April Mop” menjadi “April Love”



Masuk tanggal baru dibulan yang baru, “Apriiil Moooop”. Istilah itu (April Mop) sudah lama tak terdengar oleh telingaku. Bahkan sudah sekitar 6 tahun lebih. Aku tak tahu pasti pada bulan april di tahun berapa, terakhir kalinya aku mendengar ucapan itu. Tetapi yang pasti, aku mendengarnya saat dulu masih berada dipesantren. Agak aneh memang, disebuah gubuk pesantren lha kok ramai memperbincangkan “April Mop”. Ya kalau di ingat-ingat sih lucu memang, maklumlah saat itu emosi masih matang-matangnya berada di taraf ABG (Anak Bimbang dan Galau). Beberapa anak bercerita tentang kejadian yang dialami, biasanya aku menyebut anak ini sebagai “Objek April Mop”, ada yang cerita bagaimana dia mengerjai temanya sendiri, anak tipe ini yang aku sebut sebagi Pelaku Sejati atau “Subject April Mop”. Sedangkan Aku memposisikan diri hanya sebagai pelaku pelengkap alias pendengar sejati. Aaah sungguh aku saat itu “linglung” dan tak nyambung mengikuti alur pembicaraan mereka, tapi tetap saja aku pingin dapat suatu pengetahuan dari perbincangan mereka.


1 April ditahun ini, 2012, entah siapa yang membawa pikiranku bernostalgia dengan Istilah “april Mop”. Aku ingin menuliskan sesuatu tentang April Mop tetapi dari perantauan pandang yang berbeda. Sejauh yang aku fahami, April Mop adalah momen untuk menggoda seseorang, untuk apapun lah yang penting membuat orang marah. Setelah Objek April Mop berada pada puncak emosi tertinggi, barulah subjek pelaksana memberi surprise dengan teriakan “Apriiiiil Moooop”. Yaaa setahuku sih Cuma itu.


Setelah aku berselancar didunia tanpa tirai pembatas, atau bahasa kerennya sih internet, hehehe, aku mendapat difinisi dan pewacanaan tentang April Mop. Dari pengertian wikipedia dan beberapa referensi yang aku temukan, April Mop momentum yang dianggap boleh berbohong atau memberi lelucon kepada orang lain tanpa dianggap bersalah. Hari yang di tandai dengan tipu menipu dsb. Terlepas dari itu semua, aku hanya ingin menulis berdasarkan pengetahuanku yang sangat sederhana dan sangat sempit.

Kamis, 29 Maret 2012

“Lemah Iman-KU" Hadapi Kenaikan BBM…



Sungguh aku bersyukur bisa lahir dan hidup di tanah gemah ripah loh jinawi ini. Kesantunan serta perhatian orang-orang disini cukup besar. Baik kepada tetangganya, orang-orang jauh yang tak dikenalnya, kepada pemerintahanya, dan kepada siapa saja tanpa ada tirai pembeda dalam hidupnya. Saat ini aku tengah merasakan dan menikmati kemesraan dan perhatian masyarakat bangsa ini kepada pemerintahanya. Akhir-akhir ini gegap gempita kenaikan Harga BBM menjadi salah satu tranding topik dan indikatornya. Masyarakat dari kasta sosial yang berbeda turun kejalan. Kaum terpelajar Mahasiswa, Buruh, Petani, pengayuh becak, nelayan dsb dengan kesatuan hatinya telah bertekad menunjukkan perhatian khusus kepada pelaku kekuasaan.


Sangat mustahil apabila Negeri Indonesia ini akan mengalami keruntuhan sistem dan perilaku yang sedemikian parah buruknya, dan menyebabkan terjadinya puncak amuk dan anarkisme sosial. Sangat-sangat mustahil. Aku berani mengatakan bahwa apa yang terjadi saat ini bukan amuk sosial, itu berdasarkan pertimbangan bahwa, Indonesia ini memiliki dan dipimpin oleh sedemikian banyak pemuka yang alim-alim, pemikir yang cemerlang, generasi yang cerdas, yang paham segala macam keilmuan dan menggendong begitu besar kehebatan pengetahuan, memiliki jutaan referensi buku yang tebal-tebal, yang rumah dan gedungnya menjulang amat tinggi menyentuh peradaban langit, yang kebijaksanaan logikanya mengalahkan dinamisasi perkembangan zaman. Jadi hal-hal kecil yang terjadi akibat kenaikan BBM seperti saat ini hanyalah pentas teater yang terjadi di panggung ibu pertiwi. Tak perlu resah dengan adanya keributan ini. Ini hanya pementasan kecil sebagai penghibur kejenuhan yang selama ini terjadi.


Aku mengatakan gegap gempita itu sebagai perhatian, bukan sebuah bentuk kebencian. Mereka yang aksi adalah mereka yang sangat sayang kepada rumahnya. Amat tidak mungkin masyarakat melakukan aksi jika mereka tidak sayang kepada bangsanya. Orang peduli karena orang itu perhatian kepada siapapun yang disayangi. Aku bersyukur masih ada orang-orang yang mengorbankan waktunya dan merelakan tenaganya untuk memperhatikan kepentingan yang jauh lebih besar dibandingkan dirinya sendiri.

Selasa, 27 Maret 2012

NYOOO, SINYOOOO “SLEGRENGAN” AE SENG DIBAHAS…!!!!!


Slegrengan adalah istilah "buat cewek" yang dibuat oleh panjul, sinyo dan slonthong

“Jeh jam 8 aku tunggu diwarkop CAK ALEPIP E_Bon biasanya yo”, Sms Sinyo kepada dua rekan dekatnya, panjul dan slonthong. Sama halnya dengan ketidakpastian perasaan sinyo saat ini, mendungnya awan Surabaya juga memberi ketidakpastian akan hadirnya hujan atau hanya sapaan awan yang sesaat, tapi itu semua tak menyurutkan niat sinyo untuk bertemu kawanan lepo yang baginya sangat menyenangkan. Sebagai seorang tuan rumah yang baik, dia merelakan sepersekian menit waktunya untuk datang lebih awal dari tamu agung yang ia undang. Sambil mengernyitkan dahinya sinyo menulis sesuatu diatas kertas putih yang dibawanya. Entah kegalauan apalagi yang coba ia ilustrasikan melalui sebuah untaian kata dalam pena. Belum sampai 15 menit ia menulis, “dua kawanan perompak” si panjul dan slonthong, cengingas-cengingis datang menghampiri si sinyo.

“Kenopo maneh seh ente”, celetuk panjul mengawali pembicaraan,

“Halah njul paling gak adoh teko Slegrengan” Nyoo sinyo slegrengan ae seng dibahas,,, sindir slonthong sambil terbahak-bahak,

“wes ndang pesen kopi, ndang lungguh, gak usah komentar sek” sanggah sinyo dengan muka yang agak sedikit asem lah,,,

Kenapa-kenapa bro, lagi ada problem apa nih, temenmu panjul ini akan siap bantu apapun yang kamu butuhkan, tapi ya sebatas kemampuan tertinggiku,
Iya nyoo gak usah posing ngunu ta, koyok ate ditawari mlebu penjara ae,,, ledek slonthong seperti biasanya….

Senin, 26 Maret 2012

Ya Robb, Berikanlah Kesulitan Kepadaku....



Sudah malu aku memohon kepada Tuhan tentang kemudahan-kemudahan yang aku harapkan,
Sudah terlampau besar kenikmatan Tuhan yang begitu saja aku tinggalkan,
Aku hanya berdo'a untuk menyadarkan diriku yang telah terninabobokkan oleh ketidakpuasan,

Bagiku, lebih baik aku digagalkan Tuhan dari pada diberi kesuksesan tapi aku lupa untuk mensyukuri kesuksesan tersebut,
bagiku, lebih mulia aku selalu dibuat sedih, daripada kebahagiaanku akan mencederai tataran kemesraan sosial,,,

sesulit apapun ujian yang harus aku hadapi, seberat apapun beban yang harus aku dapati, seperih apapun cobaan yang harus aku datangi, aku siap, aku rela menanti itu semua, asal ENGKAU tidak marah kepadaku, aku rela,,, Ya Robb

Bismillah.....

Ya allah, Berikanlah kesulitan kepadaku...
Jika selama ini tingkahku menyengsarakan orang-orang disekitarku
agar tak aku ulangi tingkahku itu

Rabu, 21 Maret 2012

DOA MOHON KUTUKAN


Dengan sangat kumohon kutukanMu, ya Tuhan
jika itu merupakan salah satu syarat agar pemimpin-pemimpinku
mulai berpikir untuk mencari kemuliaan hidup,
mencari derajat tinggi dihadapanMu
sambil merasa cukup atas kekuasaan dan kekayaan yang telah ditumpuknya

dengan sangat kumohon kutukanMu, ya Tuhan
untuk membersihkan kecurangan dari kiri kananku,
untuk menghalau dengki dari bumi
untuk menyuling hati manusia dari cemburu yang bodoh dan rasa iri

dengan sangat kumohon kutukanMu, ya Tuhan
demi membayar rasa malu atas kegagalan menghentikan
tumbangnya pohon-pohon nilaiMu di perkebunan dunia
serta atas ketidaksanggupan dan kepengecutan dalam upaya
menanam pohon-pohonMu yang baru

ambillah hidupku sekarang juga,
jika itu memang diperlukan untuk mengongkosi tumbuhnya ketulusan hati,
kejernihan jiwa dan keadilan pikiran hamba-hambaMu di dunia
hardiklah aku di muka bumi, perhinakan aku di atas tanah panas ini,

jadikan duka deritaku ini makanan
bagi kegembiraan seluruh sahabat-sahabatku dalam kehidupan,
asalkan sesudah kenyang, mereka menjadi lebih dekat denganMu
jika untuk mensirnakan segumpal rasa dengki di hati satu orang hambaMu
diperlukan tumbal sebatang jari-jari tanganku, maka potonglah
potonglah sepuluh batangku,

Jumat, 09 Maret 2012

“Bawang”



Manusia pun sebenarnya memiliki kepribadian seperti “bawang”. Supaya lebih enak cerita biarlah aku mengibaratkan diriku sendiri seperti “bawang”
Aaah Biarlah…
Memang benar, bahwa diriku ini tak ubahnya sebuah “bawang”. Semakin dikelupas, semakin dikuliti semakin habis. Tidak punya isi, tidak pula memiliki inti. Eksistensinya hanya sebuah kulit. Maka dari itu, jangan sekali-kali menganggap diriku seperti durian. Tajam kulitnya, tapi menawan isi didalamnya. Manusia durian adalah manusia yang dilihat secara dhohir seakan-akan tajam, kejam, tapi sebenarnya baik hatinya. Bukan, bukan, tak sedikitpun kepribadianku diwakili oleh durian. Bukan juga seperti buah maja (mojo), halus kulitnya tapi pahit rasanya. Apalagi seperti buah semangka, halus kulitnya segar isinya (yang didalamnya). Tidak, aku tidak memiliki kepribadian ibarat buah-buah ciptaan Tuhan yang unik. Aku hanya sebuah bawang.
Aku sebagai manusia masih saja belum bisa menjaga perintah Tuhan, yaitu “memanusiakan manusia”. Sungguh manusia adalah ciptaan Tuhan paling sempurna. Ironisnya, aku belum bisa memegang amanah penciptaan-Nya. Maka istilah “bawang” rasanya cocok jika disandingkan dengan diriku. Apapun yang aku lakukan hanya kulit, kulit dan kulit. Meski engkau pelajari lebih dalam kepribadianku, masih tetap saja kau berjumpa dengan kulit. Sebaik apapun yang aku lakukan, sebagus apapun yang aku kerjakan, sebijak apapun yang aku perbuat, hanyalah sebatas cover luar, kulit, kulit, dan kulit. Jadi tak usah kalian saling membicarakan eksistensi sebuah kulit, karena tak ada gunanya sedikitpun. Hanya akan membuang-buang waktumu, lebih baik lakukan, kerjakan, dan perjuangkan apa yang baik menurutmu.
Saat ini pembicaraan tulisanku memang tidak terarah, tapi inilah curhatan sebuah “bawang”. Jangan ditinggi-tinggikan, jangan pula direndah-rendahkan, biarlah bawang-bawang sekitarmu melakukan apa yang ingin mereka lakukan, agar kulitnya bisa bermanfaat bagi sekitarnya. Jangan ditinggikan agar “bawang” tidak lupa pada kulit penyusunnya, jangan pula direndahkan agar “bawang” tidak mengeluarkan airnya yang dapat membuat mata mengeluarkan air mata….
Cukuplah, semoga menjadi coretan yang bermanfaat,



Gambar : http://edijoeyh.files.wordpress.com/2008/09/bawang-bombay.jpg

Senin, 05 Maret 2012

KUKIRIM CINTAKU LEWAT UNTAIAN DO'A


Oleh : Hamzah Guna Wijaya
Surabaya, Senin 05 Maret 2012; 10.49

Yaa Robb...
Engkaulah yang membolak-balikkan hati
Engkaulah sang pemilik cinta sejati
Tak layak aku mengaku-ngakui perasaanku ini
Tanpa sedikitpun “keridhoan" yang kau beri

Ooh Tuhan...
Tak benar jika cintaku pada ciptaanmu,
Melibihi cintaku pada-Mu & cintaku pada Rasul Utusanmu
Tetapi, Engkau pun tahu,
Yang kumaksud adalah cinta dalam dimensi Makhluk

Wahai “Rahman”, Wahai “Rahim”...
Perasaan cinta ini wujud adanya
Dalam balutan hati dan rasa
Ia seolah berkata, tapi sulit aku mengajaknya bicara
Ia seolah datang mengeja, tapi tak mampu aku menuliskannya
Ia seolah menyapa, tapi tak kuasa aku menyambutnya

Yaa Allah...
Aku suka, aku kagum, dan aku cinta
Pada seorang turunan hawa yang kau hadirkan,
diantara turunan hawa yang lainnya
Bahkan cintaku padanya berada satu tingkat dibawah mesranya cintaku pada ibu, bapak, dan keluargaku

Duh Gusti...
Sungguh aku berharap cintaku bukan dari nurani
Karena aku takut, masih ada gumpalan nafsu yang mengkontaminasi
Aku tidak sedikitpun berharap mencintai karena hatiku, tapi aku memohon,
agar cintaku ini datangnya dari engkau, Tuhanku

Yaa Salam...
Ku sebut Dia dalam untaian do'a
Agar tak salah aku memilah

Yaa Qowiyyu...
Engkau Kuasa, sedangkan aku, lemah selemah-lemahnya

Yaa 'Aliyyu...
Engkau Maha Tinggi, sedangkan aku, rendah serendah-rendahnya
Sehingga tak mampu aku memutuskan
Tanpa campur tangan-Mu yang memberi tuntunan

Yaa Fattah...
Lewat untaian do'a inilah aku berharap
Engkau rela menyandingkan cintaku dalam celah hatinya yang masih kosong

Biidznillah, dengan izin-Mu Yaa Allah...
Sungguh tak ada harapan lain
Kecuali keutuhan cintaku ini, terjaga, terpelihara dalam pasrah dan setia
Amiiin.................




Gambar diambil dari :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHcMrFZ7INqOCF21fe0EY5NYkt78Hpcz7L9M_5Z_A-JebHtF-3q9i1tKZnpC5Ht2utWzA057qQTF_d9sbE0tWlomA9HhNHHvpI4QNSoOnrBDdazDT7U4QNb_ly8wgtEbjtPPFLtiCsumk/s1600/28722_114763055230635_100000908223417_78807_6738871_n.jpg

Jumat, 02 Maret 2012

“Warga C : Antara Esensi dan formalisasi”


Oleh : Hamzah Guna Wijaya, C-25 (Argentum+)

Awal tulisan aku ucapkan selamat bergabung dan selamat berkarya bagi mayoritas teman-teman 2011 yang telah diangkat jadi Warga C. Saat ini gelar C-29 telah datang menghampiri dan bersanding mesra mengikuti langkah perjalananmu menuntut ilmu dijurusan Kimia tercinta ini. Maka gunakan dengan sebaik-baiknya gelar C yang tidak mudah kalian dapatkan. Kimia memberikan pengetahuan Hard Skill sedangkan himpunan atau organisasi memberikan nilai Soft Skill sebagai penyeimbang komposisi pola berfikir.

Sebelum panjang lebar tulisan aku buat, izinkan aku mendahului tautan ku ini dengan beberapa baris prolog. Teman-teman C-29 yang cukup berbahagia, dalam proses pencapaian “warga C” memang tidak mudah, butuh pengorbanan, kedisiplinan, komitmen, ketekunan, kesabaran dll. Sejak awal, mungkin kalian kurang memahami tentang arti “warga C”, tapi seiring berjalannya waktu, kalian akan mampu menemukan substansi dari C itu sendiri.

Berbicara masalah warga C tak ubahnya seperti S.Si, S.T, SH, M.Si, Dr, dan lain sebagainya. “Warga C” hanyalah sebuah gelar yang menggambarkan kelulusan komitmen terhadap proses kaderisasi yang dilakukan dalam ruang lingkup Kimia FMIPA ITS. Gelar itu hanya menunjukkan “kedewasaan ilmu” belum tentu menjamin “kematangan ilmu”. S.Si itu kedewasaan ilmu tentang Science, SH itu kedewasaan ilmu tentang tata nilai perhukuman, “Warga C” itu kedewasaan ilmu tentang penyempurnaan pola adegan kaderisasi yang terstruktur. Untuk masalah kematangan ilmunya, tergantung bagaimana orang yang digandoli bisa memanfaatkan gelar itu semaksimal mungkin.

Rabu, 22 Februari 2012

“Kemampuan” itu sebenarnya “kemauan”


Untuk menjadikan kita “mampu” melakukan sesuatu, tidak cukup hanya dengan kata “tahu” tapi harus “mau” untuk melakukan sesuatu itu.
(Makna Melakukan sesuatu pada kalimat diatas sangat luas, setiap orang memiliki definisi yang berbeda-beda).

Bapak Soehar Djupri seorang Dosen Matematika dari kampus perjuangan ITS yang juga seorang entrepreneur pernah suatu hari menjadi pembicaara disebuah seminar pelatihan manajemen diri. Kebetulan waktu itu aku diberi kesempatan untuk hadir dalam acara yang luar biasa itu. Beliau diberi amanah untuk mengisi materi motivasi. Satu kata beliau yang aku ingat sampai sekarang adalah kurang lebih seperti ini “Lek kowe wedi, sek iso tak terno, tapi lek kowe gak gelem yowes gak iso opo-opo”, jika diartikan dalam bahasa Indonesia maknanya adalah “Kalau kalian takut, aku masih bisa mengantarkan, tapi kalau kalian tidak mau, ya sudah gak bisa apa-apa”. Mungkin anda sudah faham maksud dari kalimat beliau, tapi gak ada salahnya aku sedikit memberikan penjelasan agar tidak ada yang bias penafsiran. Maksud dari kata “kalau kalian takut” adalah kita sebenarnya memiliki kemauan untuk melakukan sesuatu yang ingin kita capai, akan tetapi kita belum memiliki keberanian untuk melakukan sesuatu itu, lha kalau belum berani masih bisa “diantarkan” atau dibimbing, tetapi kalau kita sudah “tidak mau” jangankan dibimbing, di kasih tahu aja kita sudah ogah mendengarkan.

Bagaimana kita bisa mengerjakan sesuatu secara maksimal dan optimal, kalau kita tidak memiliki motivasi untuk mau mengerjakan nya. Kita tidak akan tahu sulit atau mudah, bisa atau tidaknya menyelesaikan sesuatu sebelum kita mau mencoba untuk mengerjakannya.

Ada sebuah cerita yang pernah aku alami,

Sabtu, 18 Februari 2012

TERUSLAH MELANGKAH


TERUSLAH BERUSAHA sampai kebosanan bosan menemanimu, TERUSLAH BERKARYA sampai kejenuhan jenuh mengejarmu, dan TERUSLAH MELANGKAH sampai keletihan letih mendampingimu”

Kata “Teruslah” sengaja aku cetak tebal, sebagai bentuk penegasan. Penegasan yang menggambarkan, bahwa kehidupan kita selalu berpacu dengan waktu. Bahkan, kehidupan kita selalu saja dituntut untuk berkompetisi dengan waktu. Kalau kita tidak dapat mengalahkan waktu maka kita yang akan dikalahkan oleh waktu, kalau kita tidak pandai memanfaatkan waktu, sudah barang tentu waktu yang leluasa memanfaatkan kita. Waktu tak pernah mentoleransi “dirinya” berhenti sejenak meski untuk 1/1000 detik. Waktu tak pernah membiarkan dirinya terlena, bahkan untuk sedikit langkah mundur pun, waktu tak akan pernah sekalipun memberikan kebijakannya. Dia hanya mengizinkan kalau dirinya terus bergerak maju. Oleh karena kenyataan itulah, mau tidak mau kita harus memacu diri kita untuk melangkah lebih cepat atau minimal beriringan dengan detak waktu yang berjalan cukup “angkuh”.

Lantas apakah kita tidak boleh istirahat sejenak atau bahkan sesekali melangkah mundur untuk menyantaikan pikiran??? Bolehlah kita berhenti karena mungkin terlalu lelah, tapi pastikan bahwa kita berhenti hanya mempersiapkan diri untuk memacu langkah menjadi lebih semangat. Berhenti bukan berarti diam tidak melakukan apa-apa, karena ketika kita diam dan tidak melakukan apa-apa, sangat besar kemungkinan seseorang akan mengambil jatah kita, bahkan melampai jatah yang ingin kita capai. Tapi keberhentian kita untuk memikirkan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan dari perjalanan yang akan kita lalui.

Thanks...