Jumat, 28 September 2012

Hari Bahagia, Monggo Sedekah

Berbicara masalah sedekah, bukanlah soal perhitungan matematika yang bisa diotak-atik kalkulasinya, bukan soal ilmu kimia yang bisa diprediksi produk reaksinya, bukan soal ilmu ekonomi & akutansi yang ada debet kredit dan hukum jual belinya. Sedekah adalah ilmu yang unik dan tidak banyak rumusnya. Hanya satu rumusnya, siapa sedekah, hartanya semakin bertambah dan semakin berkah. Tidak bernah kekurangan apalagi kehabisan. Sudah dijamin. Kalau referensinya sudah pasti. Kitab suci jadi tuntunannya. Suda pasti jaminan nya. Tentu saat kita sedekah, niatan utamanya bukan mencari ganti harta semakin melimpah. Kita sedekah murni untuk melakukan kebaikan, untuk menunaikan ibadah, dan menjalankan sunnah. Biarlah rezeki2 yang diganti menjadi rahasia Tuhan semata. Dan menjadi "efek moral" dari kebaikan sedekah. 

Ada satu cerita terkait sedekah ini. Aq bilang ini kisah nyata. Beberapa hari yang lalu ada seorang anak sebut saja rino. Dia bekerja di sebuah perusahaan jasa transportasi. Kebetulan dia bertanggungjawab atas pekerjaan filling dan pengurusan dokumen. Hari selasa dia ingat bahwa ada 3 documen STNK yang sedang diproses 1 minggu sebelumnya. Tapi sampai hari itu dia belum menerima doc. tersebut. Cukup panik dia mencari, muter2, kelorong-lorong meja, ke semua amplop yang ada, sampai ke dapur kantor tak luput dari terkaman matanya. Sudah hampir 2 jam dia berkutat pada hal yang sama. Cukup letih raut wajahnya, tersenggal-senggal pula nafasnya. Dia lebih stress karena sebelumnya ada 2 STNK yang sudah hilang. Pusing tujuh keliling dia berputar - putar, berjalan kesana kemari, tak perduli badannya yang sudah letih.

Rabu, 26 September 2012

WISUDA : Wiiiiiih Sesuatu Banget Dah!


Ku ucapkan 2 kalimat untuk kalian semua “selamat dan tetap semangat”. “Selamat” karena kalian telah lulus selama masa pelatihan, “Tetap semangat” karena sebentar lagi kalian akan memulai pertandingan yang sesungguhnya dan perlombaan yang lebih nyata. Tetap optimis, jangan pesimis, hadapi dan jalani. Semoga suatu saat kita kembali dipertemukan dalam lingkaran keberhasilan yang tak berujung.


                Hari Minggu 23 September 2012, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sebagai salah satu institusi pendidikan terbaik di Jawa Timur bahkan di Indonesia tengah mengadakan resepsi penganugerahan gelar keilmuan yang ke 105 kepada para mantan Mahasiswanya. Yaaa, Mantan mahasiwa, karena per hari ini setelah diwisuda, status mereka bukan lagi mahasiswa. Nama mereka pun sedikit lebih panjang karena 2-3 huruf sebagai gelar tambahan dibelakangnya. Inilah penantian panjang selama kurang lebih 4 tahun. Waktu yang cukup lama saat dulu dijalani, tapi menjadi waktu yang relative cepat kalau saat ini direnungi. Setahun yang lalu aku juga pernah mengalami hal serupa. Saat wisuda 103. Memakai toga dipadu dengan busana wisuda, kombinasi yang terlihat cukup mempesona. Berkumpul bersama di Graha ITS sebuah ruangan yang luas nan megah, bertahan menanti selember Ijazah. Satu persatu Mahasiswa dipanggil maju kedepan, optimis, anggun menatap penuh kewibawaan. Kami diarak keliling kampus meski hanya dengan menaiki kereta odong-odong. Tampak wajah adik-adik kelas kami tersenyum bahagia, dan ikut merasa senang. Entah mereka bahagia karena kami berhasil lulus kuliah atau kebahagiaan mereka lebih karena kami semua segera sirna, Hehehehehe.

Jumat, 21 September 2012

SEDEKAH! YANG PENTING MAU ATAU TIDAK, TITIK


Ada sebuah cerita. Entah benar atau salah, entah ada atau tak ada, entah nyata atau fiksi belaka. Aku tidak peduli. Sekiranya itu cerita baik dan patut dicontoh kenapa harus dipilah-pilah. Kalau pun syetan saja yang bercerita, asalkan bisa nambah pahala ya diterima saja. 

Begini ceritanya, ada sebuah kakek yang cukup tua dan renta. Setiap hari dia pergi ke masjid. Unik ceritanya menginspirasi kisah hidupnya. Yang ia lakukan, setiap kali kemasjid adalah menata sandal para jama'ah, yang datang dan menunaikan solat di masjid itu. Sudah berlangsung cukup lama, sudah berlalu bertahun-tahun dia mengerjakan aktifitas yang sama. Tanpa rasa lelah, tanpa keluh kesah tetap saja ia jalani semua dengan ikhlas dan keridhoan semata. 

Suatu saat, ada salah satu jama'ah yang penasaran, motivasi apa yang membuat kakek itu tetap bertahan, istiqomah menjalani keberkahan lewat sandal yang ditata. 

"Maaf mbah, bolehkah saya bertanya kepada mbah?" 

"Silahkan saja nak, pertanyaan seperti apa yang gerangan ingin kau tanyakan", jawab kakek dengan cukup berwibawa. 

"Gini mbah, kenapa hampir setiap hari, mbah ini selalu menata sandal para jama'ah?" Tanya orang itu penuh penasaran. 

"Nak, yang ingin masuk syurga itu tidak hanya orang kaya, tidak hanya orang yang mampu bersedekah dengan hartanya, tidak hanya orang yang bisa bermanfaat dengan ilmunya, tidak hanya orang yang mampu beribadah dan berbuat banyak dengan tenaganya, mbah juga ingin masuk syurga nak", sergah mbah kakung itu dengan cukup tenang. 

Rabu, 05 September 2012

WAKTU . . . . . . . .???

Jika orientasi seseorang adalah material, mereka menyebut waktu adalah uang, 
Yang dirinya (uang) tidak membutuhkan sesuatu, tetapi sesuatulah yang membutuhkan keberadaanya 

Jika referensi hidupnya perjuangan, baginya waktu adalah pedang 
Menggunakan pedang untuk sebuah kemanfaatan, 
Jika Tak mampu mengendalikan, dia terhunus sebagai pejuang ataukah mati sebagai pecundang 

Bagi para enterpreneur, waktu semacam tender customer, yang mengharuskan mereka selalu jadi winner, 

Mungkin bagi para sejarawan, waktu adalah pelengkap penggalan kisah yang tak boleh terlewatkan 

Bagi kesebelasan sepak bola, waktu adalah injury time, bagi yang menang berusaha mempertahankan, dan yang kalah seoptimal mungkin menyamakan kedudukan atau bahkan membalikkan keadaan.

Thanks...