Senin, 29 April 2013

PERJODOHAN SEDEKAH & BALASAN KEBAIKANNYA

       "Tidak ada sebuah pertemuan yang terjadi tanpa izin Tuhan, Tidak ada satu peristiwa pun yang terjadi tanpa skenario dan campur tangan Tuhan, sekecil apapun suatu adegan yang kita perankan, tidak mampu kita perhitungkan sebelumya". Entah Kebaikan ataupun keburukan, baik musibah ataupun anugerah, dan apapun saja yang kita temui atau yang kita hadapi pasti ada hikmah yang bisa kita tadabburi. Sedikit diberi musibah, kita langsung su’udzon kepada Tuhan, sedikit diberi kesulitan, kita langsung menagih kedermawanan Tuhan, Jangan terburu-buru memberi nilai, jangan tergesa-gesa menyimpulkan, pelajari dulu, fahami dulu, Tuhan pasti memiliki banyak cara untuk mengajarkan kebijaksanaan kepada hambanya. Seperti tulisan ini, kenapa saya beri judul “Perjodohan Sedekah”, maksudnya bagaimana?, Sebelum kita bahas panjang lebar mengenai maksud dan contoh kongkritnya, alangkah baiknya kita bahas satu persatu, agar kita berada pada nuansa mainstream yang sama.




1. Jodoh Universal
         Pernah belanja ke pasar tradisional? Atau bagi orang Surabaya pernah beli sepatu di pasar blauran? Atau begini, anda pasti pernah beli Laptop, Peralatan elektronik, atau computer di HI Tech mall? Handphon lah, anda pasti pindah dari satu toko ke toko lain untuk mencari-cari handphone yang ingin anda miliki? Saya rasa salah satu aktifitas tersebut pernah anda alami. Bagaimana anda memilih Laptop A, atau HP A ditoko X, padahal Type HP atau laptop yang sama juga ada ditoko Y. Masalah harga? Bisa jadi, atau meski harga sama anda tetap memilih di toko X ? itu terkadang tidak mampu kita jelaskan dengan kata-kata, pun tak mampu dideskripsikan dengan tulisan-tulisan. “ya ndak ngerti, pokoknya lebih Sreg aja beli disini”, mungkin itu jawaban yang sering kita munculkan. Kesesuaian dengan hati, apakah itu bukan perjodohan. Satu lagi contoh, kalau misalnya kita beli sepatu di blauran atau toko-toko didaerah lain yang model penyebaran tokonya sama seperti di blauran Surabaya. Berpuluh-puluh toko sepatu berjajar tanpa jarak. Saat kita berjalan kenapa kita berhenti pada Toko X, padahal secara type, model, harga sama dengan toko Y maupun ditoko Z? fenomena tersebut lebih sering sulit kita jelaskan, hanya kesesuaian hati dan pikiran yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Hal ini bisa berlaku dalam segala laku aktifitas yang kita jalani. Sopir angkot sebutlah demikian, suatu waktu pada jam dan detik tertentu melaju di depan sebuah gang, lantas ada yang melambaikan tangan, bisakah adegan tersebut diterka-terka sebelumnya oleh si sopir angkot, atau bisakah kita mencoba mengutak-atik dan memperhitungkan pusat pertemuan itu?, meski adegan sederhana, saya rasa itu adalah faktor perjodohan yang tidak bisa kita prediksikan, faktor perjodohan yang telah ditakdirkan oleh Tuhan. Saya ulangi lagi kalimat pada baris pertama tulisan ini, ”Tidak ada sebuah pertemuan yang terjadi tanpa izin Tuhan, Tidak ada satu peristiwa pun yang terjadi tanpa skenario dan campur tangan Tuhan, sekecil apapun suatu adegan yang kita perankan tidak mampu kita perhitungkan sebelumya”. Perjodohan tidak melulu kita dipertemukan dengan belahan jiwa atau pemegang tulang rusuk kita. Itu adalah sebagian bentuk perjodohan yang di takdirkan Tuhan, lantas kita kira segala pertemuan dan adegan bukan perjodohan yang telah teratur juga?.

Satu lagi masalah pekerjaan misalnya, bagi sebagian kita yang telah berusaha melamar kerja dan menjemput nafkah, kita masukkan surat lamaran pada beberapa perusahaan, kita kirim email ke Perusahaan ini ke Perusahaan itu, kesana dan kemari, orang bisa menyebutnya gambling, siapa tau luput yang ini dapet yang itu. Gambling itu yaa kalau boleh dibahasakan, sederhananya adalah perjodohan yang belum dipertemukan, dan kita punya effort yang besar dan berusaha untuk menemukan. Kita datang diundang interview di Perusahaan ini dan itu, tapi ternyata adakalanya kita yang kurang mantap untuk melanjutkan tanda tangan kontrak, ada juga perusahaannya yang belum menerima spesifikasi individu kita, siapa yang bisa menyangka? Siapa yang bisa mengira? Alih-alih kita sudah yakin bisa diterima, eh ternyata ada yang kurang memenuhi syarat perusahaan, atau klasifikasi kemampuan kita cukup tinggi dibandingkan yang diminta perusahaan. Di kesempatan yang lain, ternyata kita dipanggil oleh perusahaan A, untuk menjalani tes spesifikasi, dan pada akhirnya kita diterima, hal ini siapa juga yang bisa mengidentifikasinya? Bukankah hal ini juga perjodohan kita dengan perusahaan?. Setali tiga uang, Bisnis misalnya, ada orang yang pertama kali nyoba bisnis A ternyata menghadapi kesulitan, terus ia usahakan sambil nyari bisnis lain, ketemulah bisnis B, tanpa disangka dan tanpa di nyana, lebih cepatlah perkembangan bisnis B ini. Seiring berjalannya waktu bisnis inilah yang menjadi besar, dan berkembang pesat, bukankah ini juga perjodohan kita dengan bisnis?.

Banyak hal yang bisa kita fahami, banyak pelajaran yang bisa kita renungi, banyak kasus yang dapat kita ambil ilmunya. Tuhan menggelarkan semua kejadian untuk kita cari maknanya, untuk kita aplikasikan kebaikan-kebaikannya, untuk bisa kita resapi kebijaksanaannya. Perjodohan dengan apapun yang Tuhan berikan, hanya satu kunci kebahagiaanya, yaitu syukuri yang telah kita dapati. Tentu satu hal yang perlu difahami adalah, tidak serta merta Tuhan mempertemukan apapun saja dihadapan kita, tanpa kita terlebih dahulu mengusahakannya. Saat kita diperjodohkan sementara dengan kesusahan, mengertilah dengan nurani, bahwa Tuhan masih mau menguji kita, bayangkan jika Tuhan sudah cuek dengan kita,? Saat kita dijodohkan dengan musibah, fahamilh dengan budi pekerti, bahwa semua dari Allah dan akan kembali kepada Allah, “innalillahi wa inna ilaihi rooji’uun”. Selalu berkhusnudzon, insya allah kita terhindar dari kebuntuan-kebuntuan, terlepas dari cengkraman kegalauan-kegaluan yang seharusnya tidak kita harapkan. Yakin saja, Tuhan akan menjawab keyakinan kita, Kata Allah dalam Hadits qudsy nya “ana ‘indza dhonni ‘abdiiby” Aku (kata allah) bersama dengan keyakinan hambku, kalau kita pesimis, kepesimisan itulah yang akan kita dapati, kalau kita optimis dan berusaha mewujudkan rasa optimis itu, yakinlah, jalan kemudahan pasti mengiringi.


2. Perjodohan Sedekah
     Semoga panjang lebar penggambaran diatas mampu mensketsa tingkat pemahaman kita tentang perjodohan itu sendiri. Sekarang aku ingin menulis tentang perjodohan sedekah. Tidak hanya aktifitas individu yang diperjodohkan, aktifitas sosial religi seperti sedekah pun Tuhan menjodohkan kita. Perjodohan itu tentu melingkupi dimensi ruang dan waktu. Mungkin anda pernah punya niatan ingin sedekah saat ada sedikit rezeki, tapi entah karena aktifitas yang terlalu padat, sehingga rasanya tak ada waktu untuk sekedar membagi sedekah. Contoh lain niatan sudah ada, tapi saat kita cari-cari untuk yang bisa kita kasih sedekah terkadang tidak ketemu-ketemu, atau malah ada yang punya lebih rezeki yang notabennya itu bukan milik kita, harta orang lain, kita malah tidak terfikirkan untuk mensedekahkan sebagai bentuk pensucian harta yang kita punya. Atau saat ada niatan ingin sedekah, eh ternyata ada seseorang yang dating yang membutuhkan bantuan materi misalnya. Atau kita ada donasi untuk dibagikan, teman bercerita bahwa tetangganya ada yang lagi dalam kesulitan. Sedekah atau berbagi apa saja bisa karena kita merasa, melihat atau mendengar. Merasa perlu dibantu maka kita bantu, kita melihat ketidakberdayaan dan kita mampu menolang, usahakan untuk menolong, terakhir, meski hanya kita mendengar dari cerita teman, tetapi teman itu tak mampu mambantu, saat itu juga kita bisa bantu, kenapa hanya berpangku tangan, lepaslah tangan, bantulah yang kesusahan.

Thanks...