Minggu, 25 Desember 2011

Yang Pasti, Bakat Bukan Penentu…

Yaa, bakat bukanlah satu-satunya penentu keberhasilan kita. Bakat hanyalah salah satu kelebihan yang diberikan Tuhan kepada kita untuk terus dilatih dan dikembangkan, agar kita bisa memiliki kualitas diri yang bisa diunggulkan. Sering kali kita berfikir dan bertanya, apakah benar bakat kita ada yang terpendam???, lantas bagaimana dengan kita yang menganggap bahwa kita tidak punya bakat???, Apakah kita bisa berhasil???, Yang pasti, pertanyaan seperti itu kurang tepat disampaikan, kenapa? Karena setiap manusia dikaruniai dan diberi kelebihan dan kekurangan masing-masing, orang yang mampu memanfaatkan kelebihanya itulah orang yang bisa menemukan bakatnya. Dialah yang tekun dan sabar menggali potensi serta kelebihan-kelebihan yang dianugerahkan Tuhan.
Sering kita mendengar kalimat-kalimat yang menganggap bakat menjadi harga mati pencapaian keberhasilan seseorang. “Dia berhasil di bidang kesenian, karena memang dia bakat di dunia seni”, “Si Z bisnisnya sukses karena dia punya jiwa dan bakat bisnis yang baik”, “Hwaduh, saya gak bisa nulis berita, karena saya gak punya bakat nulis”, “maaf, saya gak bisa jadi pembicara pada seminar yang anda adakan, karena saya gak bakat ngomong didepan forum resmi seperti itu”.

Rabu, 21 Desember 2011

MOBILITAS SANG IKAN



Disuatu kesempatan, seperti biasanya aku dan kawan-kawan duduk santai bersama disebuah tempat pemberi inspirasi, ya tempat itulah warung kopi. Ngobrol rileks, menikmati jajanan ringan nan hangat sambil meletakkan kejenuhan-kejenuhan selama satu hari akibat rutinitas tiada batas. Aktifitas yang biasa kujalani, entah itu kuliah, praktikum, laporan atau bahkan organisasi. Aktifitas-aktifitas seperti itulah yang telah menciptakan kebosanan-kebosanan yang tak bisa dihindari. Maka dari itu, rasanya perlu ada refreshing yang murah, sederhana dan gak buat kantong kering, refreshing ala warung kopi lah sebagai salah satu solusi konstruktif yang bisa aku nikmati, hehehe.

Minggu, 18 Desember 2011

Kimia Dasar Wujud Zat

Meski ketiga keadaan materi ( gas, padat, cair ) telah kita ketahui namun akan bermanfat untuk mermuskan dengan jelas karakteristik untuk mambedakannya. Perbedaan wujud zat ditimbulkan oleh faktor jarak antara partikel terkecil zat tersebut.
Suatu gas tak mempunyai bentuk,gas mengambil bentuk dari wadahnya.Gas tak mempunyai volume tertentu, melainkan dapat dimapatkan maupun dimuaikan menurut purubahan ukuran wadah.Volume wadahnya adalah volume gas tersebut. Suatu cairan tak mempunyai bentuk yang khas.Cairan mengambil bentuk dari wadahnya ketika cairan itu mengatur permukaannya di bawah pengaruh gaya berat, tetapi cairan mempunyai volume yang khas, meskipun cairan tak mutlak termapatkan, namun pemapatan cairan dapat diabaikan bahkan dibawah tekanan tinggi sekalipun. Suatu zat padat mempunyai bentuk tertentu dan volume tertentu. Dengan kata lain Perbedaan wujud zat ditimbulkan oleh faktor jarak antara partikel terkecil zat tersebut. Jika saling berjauhan maka zat berwujud gas, jika partikel sangat dekat maka akan berwujud padat, dan diantara wujud gas dan padat terdapat wujud cair.
Suatu zat murni dapat berada dalam salah satu dari ketiga keadaan, bergantung pada temperaturnya,hanya karena temperatur biasa di sekitar kita,maka Air ( H2O ),selalu kita anggap cair dan Amonia ( NH3 ),adalah Gas.Pada temperatur yang agak rendah Air menjadi Es ( padat ) dan Amonia akan mencair. Pada temperatur yang yang cukup rendah Zat apa saja akan berbentuk padat.

ANALISIS TERMAL GRAVIMETRI FILM GELATIN KOMERSIAL – KITOSAN

Nama : Hamzah Guna Wijaya
NRP : 1407 100 023
Pembimbing I : Drs. Eko Santoso, M.Si
Pembimbing II : Lukman Atmaja, Ph.D



Abstrak
Analisa termal gravimetri pada paduan Gelatin Komersial (GK)-kitosan (CH) dapat dilakukan dengan menggunakan Thermo-Gravimetric Analysis (TGA). Kitosan didapat dari kulit udang dengan melalui proses deproteinasi, demineralisasi, serta deasetilasi. Kitosan yang didapat memiliki derajat deasetilasi (DD) sebesar 63%. Paduan Film komposit GK-CH yang ditambahkan gliserol dan sorbitol sebagai plasticizer dipelajari dalam penelitian ini. Paduan dibuat dengan komposisi GK 4%-CH 1,5%, GK 4%-CH 3%, GK 4%-CH 4%. Masing-masing komposit dianalisa dengan FTIR untuk mengetahui gugus-gugus yang ada dalam senyawa paduan tersebut. Pada analisa TGA, diketahui bahwa gelatin komersial memiliki degradasi termal paling tinggi yaitu sebesar 294,330C dan pada kitosan memiliki degradasi termal sebesar 2420C. Perpaduan antara kitosan dengan gelatin memberikan informasi penurunan degradasi termal dari kitosan maupun gelain komersial. Dari data TGA menunjukkan bahwa suhu degradasi maksimum paduan GK 4%-CH 1,5% sebesar 235,13 0C, GK 4%-CH 3% sebesar 235,66 0C, dan GK 4%-CH 4% memiliki suhu degradasi 235,770C. data TGA juga memberikan informasi pengurangan massa sampel masing-masing 25,01%, 16,45% dan 21,08%.

Kata kunci: Deproteinasi; demineralisasi; deasetilasi; TGA;
FTIR; Plasticizer

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
JAWA TIMUR
INDONESIA

Degradasi Polimer

Degradasi polimer merupakan proses yang ditandai dengan pecahnya tulang punggung rantai utama atau ikatan-ikatan gugus samping. Degradasi meliputi seluruh pengerusakan sifat-sifat polimer yang berguna secara komersial seperti pengurangan atau penambahan massa molekul relatif (Rabek,1980).
Polimer dapat didegradasi dengan menempatkanya dalam suatu tempat yang dapat dikenai suhu tinggi (degradasi termal), oksigen dan ozon, sinar ultraviolet, air, radiasi, dan senyawa kimia (Hakwins, 1984). Radikal primer dan sekunder selanjutnya akan terpolimerisasi sehingga akan menjadi monomer-monomer. Degradasi dengan reaksi pemotongan rantai dapat mengalami satu dari tiga macam kemungkinan mekanisme yaitu:
a. degradasi secara acak, dimana rantai yang dirusak terletak pada sisi yang tidak tertentu.
b. depolimerisasi, dimana unit monomer dilepaskan pada sebuah rantai aktif yang terakhir.
c. degradasi rantai yang lemah, dimana rantai rusak pada ikatan yang energinya rendah.
Pada penambahan termal degradasi dapat diinisiasi dengan iradiasi fotokimia, atau dengan cara mekanik

Sabtu, 17 Desember 2011

Humor-humoran

Cowok Idaman Para Cewek
Cewek : Mas kerja dimana?
Cowok : Saya cuma usaha beberapa hotel bintang 4 dan 5 di Jakarta dan Bali…
Cewek : (WAW…Konglomerat pasti!)… Mas tinggal dimana?
Cowok : Pondok Indah Bukit Golf…
Cewek : (WAW kereenn…Rumah Orang-orang “The Haves”) Pasti gede rumahnya yah…?
… Cowok : Ngga ah…Biasa aja koq…cuma 3000 m2…
Cewek : (Busett!) Pasti mobilnya banyak yah…?
Cowok : Sedikit koq…Cuma ada Ferrari. Jaguar. Mercedes. BMW. Mazda…
Cewek : (Wah cowok idaman gue nihh!!) Mas uda punya istri…?
Cowok : Hmm…Sampai saat ini belum tuh…hehe…
Cewek : (Enak juga nih kalu gue bisa jadi bininya…) Mas merokok??

Sepuluh Fakta Konyol

1. Kertas terbuat dari kayu, belajar membutuhkan bnyk kertas (baca: buku). Jadi, dengan tidak belajar berarti kita telah mendukung gerakan Go Green!
2. Menjadi perokok pasif lebih berbahaya dari perokok aktif, oleh karena itu marilah kita aktif merokok !
3. Makan sayur bikin kurus? Coba kalian bandingkan kuda nil yang vegetarian dan macan yang karnivora. Mana yg lebih kurus?
4. Makan makanan kotor bikin diare? Tapi saya belum pernah dengar ada lalat yang mencret.

Sifat Bahan HCl, CH3COOH, Sorbitol, Gliserol

Asam Klorida
Asam Klorida berwarna jernih, berbau dan memiliki densitas 1,096 g/cm³. HCl bersifat korosif terhadap membran mukosa, esophagus, dan membran perut. HCl akan memberikan warna kuning pada besi atau senyawa organik lain (windholtz 1983). Asam klorida merupakan senyawa anorganik dengan bau tajam dan tak berwarna. Asam klorida sangat larut dalam pelarut air dengan membentuk larutan asam kuat. Titik lelehnya -0,41oC, titik didih 110 °C (383 K) pada larutan 20,2% dan 48 °C (321 K) pada larutan 48% (Mulyono, 2006).

Asam Asetat (CH3COOH)
Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, Mempunyai rumus empiris C2H4O2. Mempunyai densitas 1,049 gr/ml dan titik didih 1180 dengan Ka = 1,8 x 10-5 Asam asetat sangat korosif terhadap jaringan yang dapat menuyebabkan muntah, pusing, pingsan dan lain-lain.

INSTRUMEN TGA

Thermo- Gravimetric Analysis (TGA)
Analisis termal dalam pengertian luas adalah pengukuran sifat kimia fisika bahan sebagai fungsi suhu. Penetapan dengan metode ini dapat memberikan informasi pada kesempurnaan kristal, polimorfisma, titik lebur, sublimasi, transisi kaca, dedrasi, penguapan, pirolisis, interaksi padat-padat dan kemurnian. Data semacam ini berguna untuk karakterisasi senyawa yang memandang kesesuaian, stabilitas, kemasan dan pengawasan kualitas. Pengukuran dalam analisis termal meliputi suhu transisi, termogravimetri dan analisis cemaran. Teknik-teknik yang mencakup dalam metode analisis termal antar lain, Thermal Mechanical Analysis (TMA), Differential Scanning Calorimetry (DSC) dan Thermal Gravimetric Analysis (TGA). Data yang di peroleh dari masing-masing teknik tersebut digunakan untuk memplot secara kontiyu dalam bentuk kurva yang dapat disetarakan dengan suatu spektrum yang dikenal dengan sebagai termogram (Martianingsih, 2010).

INSTRUMEN FTIR

FTIR.....
Instrumen yang digunakan untuk mengukur resapan radiasi infra merah pada berbagai panjang gelombang disebut spektrofometer infra merah (Fessenden F, 1997). Bila sinar infra merah dilewatkan melalui cuplikan senyawa organik, maka sejumlah frekuensi diserap sedangkan frekuensi yang lain diteruskan atau ditransmisikan tanpa diserap. Molekul-molekul alkana hanya menyerap sinar infra merah pada frekuensi tertentu jika di dalam molekul ada transisi tenaga yaitu sebesar (Delta E = hv). Transisi yang terjadi di dalam serapan infra merah berkaitan dengan perubahan-perubahan vibrasi di dalam molekul. Itulah sebabnya spektroskopi infra merah merupakan spektroskopi vibrasi. Ikatan-ikatan yang berbeda (C-C, C=C, C=-C, C-O, C=O, O-H, N-H, dsb) mempunyai frekuensi vibrasi yang berbeda dan kita dapat mendeteksi adanya ikatan-ikatan tersebut dalam molekul organik dengan mengidentifikasi frekuensi-frekuensi karakteristiknya sebagai pita serapan dalam spektrum infra merah (Sastrohamidjojo, 1991).

Sabtu, 26 November 2011

“Hasil Negatif masih Lebih Baik, daripada tak Satu pun yang Positif”

Hufth, setelah sekian lama vakum dari dunia tulis menulis, akhirnya kemalasan untuk menulis pun bisa kuusir dengan judul yang kusampaikan diatas. Ok! langsung saja kita mulai,,,,, gambar di ambil dari
http://www.macfamous.com/wp-content/uploads/2009/12/Peluang-Usaha-Ahasu-Gnaulep.jpg
Kalau kita berbicara masalah “hasil”, pemahaman kita akan digiring pada satu kesatuan sistem yang berjalan (Sistem yang dimaksud disini adalah sistem kehidupan). Sebelum mengacu pada “hasil” sistem, kita pasti melewati jalan berliku yang dinamai dengan “proses”. Toh proses juga butuh yang namanya “permulaan”. Jadi kita tidak bisa berbicara banyak tentang “hasil” tanpa mengkaji terlebih dahulu tentang “proses” dan “permulaan”. Sederhananya, Kalau pingin hasil yang baik maka berproseslah yang baik, kalau pingin hasil yang buruk banyak cara memperlakukan kehidupan ini dengan perilaku yang buruk pula. Intinya adalah,

Rabu, 24 Agustus 2011

Tebak-tebakan untuk yang ngaku Pinter,,

ini tebakan sebenernya udah cukup lama, tapi cukup menggelikan,,, meski udah "terkorosi" gak ada salahnya q posting, hhehe
penasaran??? ikuti terus ceritaya,

Pertanyaan 1 (point 15)

Anda ikut berlomba. Anda menyalip orang di posisi nomor dua. Sekarang posisi anda nomor berapa?

Jawaban:
Jika anda menjawab Nomor Satu, anda SALAH BESAR! Jika anda menyalip orang nomor dua, sekarang andalah yang ada di posisi nomor dua! waaah ente parah banget kawan,,, ok! tes selanjutnya simak dengan baik pertanyaannya jangan ditinggal tidur ya,,, lanjuuut!!!

Pertanyaan 2 (point 20)
Jika anda menyalip orang di posisi terakhir, sekarang anda di posisi berapa…?

Jumat, 19 Agustus 2011

RAJANYA BULAN (PART 1)

Hari jum’at dikenal dengan sayyidul ayyam atau rajanya hari, sedangkan untuk mahkota raja pada runtutan bulan disematkan pada bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan dikenal dengan “sayyidus syuhur” atau rajanya bulan, kenapa pada bulan romadhan, bukan bulan-bulan yang lain???
karena pada bulan ramdhan, memiliki keistimewaan yang luar biasa jika dibandingkan dengan bulan-bulan yang lainnya. Keistimewaan itu antara lain:
A. DIWAJIBKANNYA PUASA
B. DITURUNKANNYA AL-QUR'AN
C. MALAM LAILATUL QADAR

1. Diwajibkannya Puasa
Puasa merupakan salah satu rukun islam, dimana salah satu substansi ibadahnya adalah relasi interpersonal dengan adi qodrati. Karena perintah puasa wajib ini hanya diadakan pada bulan ramadhan dengan awal dan akhir waktunya ditentukan dengan proses penetapan yang lumayan rumit (tentunya mengacu pada penetapan dalam Al-Qur’an. Banyak hal yang bisa kita pelajari dari puasa. Puasa adalah jangka waktu istirahat bagi tubuh dan saluran pencernaan kita dari segala sesuatu yang menjadikannya terus bekerja. Tujuannya adalah agar saluran pencernaan menjadi lebih fresh dan lebih bersih lagi. Mengingat bahwa perut ini sumber dari penyakit jasmani, puasa adalah alternatif “peribahasa” yang mengatakan, mencegah lebih baik dari pada mengobati, selain itu, pauasa akan menjadikan diri kita lebih sehat. Seperti yang disabdakan baginda Muhammad SAW “berpuasalah maka kamu akan sehat”.

Bersahabat Dengan Alang-alang

Saat ini anak-anak jalanan sering menjadi sasaran empuk bagi aparat, atas nama “ketertiban kota”, karena mereka dianggap mengganggu kenyamanan dan ketentraman masyarakat. Anggapan ini seakan menjadi karakteristik terhadap eksistensi anak jalanan. Ada atau tidak adanya mereka, seakan tidak memiliki dampak besar terhadap rantai tatanan sosial ekonomi kemasyarakatan. Dan masih teramat banyak anggapan-anggapan miring lainnya, mungkin ibarat sebuah “alang-alang” yang dianggap seperti sesuatu yang tidak ada manfaatnya dan mengganggu pemandangan saja. Tetapi berbeda lagi jika “hati nurani dan kepedulian” yang menilai, satu sisi kehidupan yang terlupakan akan dimunculkan dengan begitu adil. Alang-alang juga memiliki sisi yang harus dikaji lebih detail lagi untuk mengetahaui betapa “ia” juga punya manfaat.Terlepas dari mereka yang hanya menggantungkan diri ditengah panasnya jalanan kota, mereka juga anak-anak dari bangsa Indonesia yang juga butuh ketenangan, kebahagian, ketentraman, serta keadilan yang merata seperti halnya anak-anak Indonesia lainnya.Keadaan dan keterpaksaan lah yang membuat mereka belum merasakan kemerdekaan.

Rabu, 20 Juli 2011

ANTARA IKLAN LA LIGHT, DAN KETIDAKSIAPAN MENTAL


Tidak dipungkiri suatu saat kehidupan kita berada pada titik yang paling sulit yang tidak pernah kita harapkan. Keadaan yang membuat kita seakan - akan hampir putus asa dan tak punya daya apa-apa untuk membuat sebuah karya. Banyak faktor yang punya andil untuk mengirimkan situasi berat seperti itu. Mungkin saja akibat ketidakharmonisan hubungan antara pikiran sebagai parameter logika VS hati sebagai parameter perasaan, pikiran pingin A tapi hati pingin B,atau beban target yang harus kita capai, serta kesalahan-kesalahan yang telah kita produksi sendiri, dan masih banyak faktor yang lain lagi. Tetapi sejauh yang saya simpulkan, faktor utama yang menyebabkan keadaan tersebut adalah “ketidaksiapan mental” dalam menghadapi kenyataan yang ada. Kenapa ketidaksiapan mental??? Karena mental dibentuk untuk ditempa dan dikuatkan dalam menghadapi situasi yang terjadi. Apapun hasilnya, bagaimanapun situasi dan keadaannya, kalau mental kita sudah siap, kita akan menerima dan menikmati keadaan itu dengan enjoy. Kita sering terjebak oleh target yang sangat abstrak, sehingga saat target yang kita inginkan hampir kita dapatkan, kita sangat antusias untuk lebih semangat mengejarnya. Tetapi, dilain sisi ada sesuatu yang lebih menjanjikan untuk didapatkan, seakan-akan target awal tadi sudah tidak lagi menarik untuk dikejar. Sehingga orientasi awal kita berubah seiring perubahan mood, perasaan, logika, dan psikologi yang mengelilingi kita. Hal seperti itu akan selalu terjadi jika kita tidak memiliki target reaksi yang jelas. Sehingga target awal tidak didapat, target lain tidak didapat dan kita kehilangan satu persatu apa yang kita harapkan. Itulah diawal tadi yang aku istilahkan dengan “ketidaksiapan mental”.

Selasa, 31 Mei 2011

Yang Paling...... adalah.......

PESAN BIJAK IMAM GHOZALI KEPADA MURIDNYA

Ini adalah kisah seorang Ulama’ besar nan terkemuka dalam kancah filsafat dan tasawuf yang sedang berdialog dengan murid nya. Nama ulama’ tersebut seharusnya tidak asing lagi di telinga para kaum muslimin dunia. Beliau adalah Imam Ghozali.
Cerita ini aku dapatkan ketika aku tak sengaja mendengarkan sebuah ceramah agama di salah satu setasiun televisi swasta. Sebuah dialog guru bijaksana dengan muridnya.
kurang lebih inilah pembicaraan tersebut:
Sang guru memulai pembicaraan dengan menanyakan sesuatu pada muridnya,
Imam Ghozali: “menurut kalian apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?, tanya sang Guru
Murid: Sang murid menjawab dengan jawaban yang berbeda-beda, ada yang menjawab orang tua, guru, sahabat, keluarga dsb.

Senin, 30 Mei 2011

Lomba inovasi pemanfaatan lumpur lapindo



tulisan di muat di harian jawa pos pada rubrik gagasan edisi 30 mei 2011
gambar di unggah dari (http://matanews.com/wp-content/uploads/lumpur-lapindo1.jpg)
Tragedi lumpur lapindo atau lebih dikenal dengan LUSI (Lumpur sidoarjo) sudah memasuki tahun kelima. Tetapi tragedi itu tak kunjung henti menenggelamkan penderitaan masyarkat sekitarnya. Mulai dari penanggulangannya, proses ganti rugi ratusan hektar tanah yang tak kunjung usai, sampai hipotesa para geolog dari berbagai Negara yang menyatakan bahwa, luapan lumpur terus terjadi sampai puluhan tahun kedepan.
Jika hipotesa para pakar geolog itu benar, akan menjadi sia-sia jika lumpur tersebut tidak dikelola dengan baik. Dari kenyataan tersebut, tidak ada salahnya jika pemerintah daerah maupun pemerintah pusat bekerjasama mengadakan lomba/kompetisi nasional bertema “Inovasi pemanfaatan lumpur lapindo”. Dari ide-ide kreatif yang masuk, bisa dijadikan solusi pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) yang tidak Produktif tersebut (lumpur) menjadi Sumber Daya yang lebih Produktif dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Misalnya dibuat kerajinan/hiasan dari olahan lumpur, pemanfaatan gas metana dari lumpur yang bisa dijadikan bahan bakar alternatif (biogas), atau bahkan pemanfaatan lain yang lebih kreatif dan inovatif.
Semoga tulisan sederhana ini menjadi manfaat dan bisa terealisasi dengan baik. Meskipun hanya sumbangsih kecil, jika gagasan ini dilaksanakan dengan baik dan serius, saya yakin tidak akan memberikan hasil yang sia-sia.

Rabu, 13 April 2011

“Sentuhan” dari Bocah SD penjual Koran


Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu, demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu. Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu……………………………. (Iwan Fals- Sore tugu pancoran).
Lagu itu mengingatkanku pada suatu kejadian yang aku alami senin malam tanggal 11 april 2011. Kejadian tentang perbincanganku dengan bocah kelas V SD penjual Koran.
Hari itu, sepulang dari kampus sekitar pukul 20.00 WIB di perempatan Manyar Kertoarjo sebelum Jl. Raya Kertajaya, motorku terjebak oleh hadangan lampu merah. Sekilas dua orang bocah agak kurus menjajakan sisa Koran yang ia pegang terlihat oleh mataku. Seakan menahan lelah, wajahnya yang terselimuti debu jalanan tertunduk lesu. Tetapi kelelahan itu seakan dipaksakan hilang seketika, ketika langkah energik mengiringi pergerakannya menjualkan Koran. Kulihat lampu merah masih belum beranjak dari tempatnya dan sang bocah masih setia pada aktifitasnya menawarkan Koran pada motor dan mobil yang ada di depanku meskipun ternyata pengendara tidak berminat membeli.
Gambar diunggah dari http://1.bp.blogspot.com/-buT3ssznYDg/TZce0wO83II/AAAAAAAAABg/_0QK9shdJqM/s1600/bocah%2Bpenjual%2Bkoran.jpg
Sang bocah lalu mendekat dan menghampiriku, Koran apa yang bakal dia tawarkan ke aku, pikirku saat itu. Tapi perkiraanku salah besar. Dia lalu bertanya seakan berharap “ mas boleh nebeng sampai pertigaan lampu merah sana”, sambil menunjukkan jarinya kearah pertigaan kertajaya. Suaranya yang lirih mengindikasikan kalau energi yang dia miliki sudah tak mampu lagi menopang dan menggerakkan tubuhnya yang kurus itu. “ Ok dik naik aja, jawabku juga lirih”. Kebetulan aku jaan searah dan selang beberapa detik, lampu stop-an merubah warna jadi hijau. Langsung saja motor aku gas dengan kecepatan yang relatif pelan. Selain untuk memberikan waktu rehat untuk bocah itu, aku juga dapet teman ngobrol dijalan, meskipun jaraknya tak jauh dan tak memakan waktu lama.
“Mulai jualan hari ini dari jam berapa dik, tanyaku mengawali pembicaraan”, “ jam limaan mas”, sahut sang bocah dengan suara khas malam itu, yaaa suara khas anak yang sedang menahan lelah dari aktifitas yang telah ia kerjakan. “ masih sekolah dik? Tanyaku kembali”, iya mas “ jawab adik itu”. “udah kelas berapa sekarang”, tanyaku seakan pengen lebih tau. “ kelas lima mas”, sahut adik itu tak bosan menjawab pertanyaan dari ku. “lho biasanya mulai jam lima sampai jam berapa dik” tanyaku lagi. “sampai jam Sembilan mas”, jawabnya singkat. Belum aku lanjutin obrolan selanjutnya dia menunjukkan jarinya kea rah suatu tempat. “udah mas, berhenti situ aja, tempat setoranku ada didepan pos polisi itu kok” katanya seraya memberi informasi. Sontak aku memberhentikan laju motorku melawan gaya inersia yang ada.
Adik kecil itu turun seraya berkata “terima kasih mas”, ucapnya lirih. “ya dik sama-sama, yawes semoga sukses buat aktifitasmu ya”, sahutku seakan memberi sedikit suntikan semangat. Setelah kalimat akhir itu aku meneruskan laju motorku dan aku seakan menyesal karena tidak bisa banyak membantu. Kulihat jam yang ada di HP masih menunjukkan pukul 20.10. lalu aku berfikir dia telah mereduksi waktunya kurang lebih satu jam untuk mengakhiri aktifitasnya lebih cepat. Tak tahu alasan yang mendasari bocah itu menyudahi jualannya. Tapi menurut pandanganku dia saat itu benar-benar capek menahan kelelahan yang dia rasakan.
Seraya aku membandingkan keadaanku saat aku seusia bocah itu. Setelah pulang sekolah siang hari “empuk kasur” udah mengganggu untuk ditempati, bangun tidurpun bola dan segerombol teman udah menunggu didepan pagar seraya mengajak kegiatan rutin tiap harinya, yaa bermain bola sampai adzan maghrib berkumandang. Tak cukup itu, malam haripun ajakan teman-teman untuk bermain cukup menggoda. Sungguh sangat bertolak belakang apa yang kualami dan yang bocah kelas V SD alami. Setelah pulang sekolah mungkin dia hanya punya waktu beberapa jam untuk istirahat. Lalu memperiapkan diri untuk menjajakan Koran. Belum lagi jarak rumah dengan tempat dia bekerja bisa dibilang lumayan jauh dari daerah pandigiling menuju manyar kertoarjo. Kalau selama aku perhatiin siang hari sepulang jam sekolah banyak anak kecil yang mulai menjajakan Koran di siang yang begitu panas khas Surabaya, tapi adik itu memulai dari jam lima mungkin ada sesuatu kepentingan lain yang harus dia selesaikan aku juga tidak tahu.
Kembali aku teringat dengan masa silamku saat itu, kalau ditarik kesimpulan, aktifitasku seharian saat itu hanya untuk memuaskan ego kekanak-kanakanku saja diumur yang masih terbilang jauh dari kata dewasa, sang bocah telah berhasil mengalahkan ego kekanak-kanakannya dengan pribadi nya yang dewasa meski itu belum waktunya. Sebuah keterpaksaanlah yang mengharuskan dia melewati kodratnya sebagai seorang anak kecil. Meski waktu pertemuanku dengan bocah kelas V itu teramat singkat tapi banyak makna berharga yang bisa aku petik.
Setelah “sentuhan kecil itu” menemani perjalanan pulangku, aku menggumam dalam hati,,,
“Maaf Dik, aku belum bisa membantu banyak hal buatmu dan kawan-kawan sekitarmu, tapi kamu bisa memberdayakan dirimu sendiri jauh lebih baik dari yang lain. Dik, yakinlah sekecil apapun suatu hal yang telah kamu perjuangkan, tidak akan memberi hasil yang sia-sia. Mungkin tidak saat ini kamu memetik buahnya, tapi percayalah suatu saat kamu akan menuai hasilnya karena segala sesuatu datang tepat pada waktunya. Kamu telah mampu merelakan waktu pentingmu sebagai seorang bocah kecil untuk kepentingan yang jauh lebih besar. Semoga kamu diberi kekuatan untuk memikul beban yang telah kamu angkat saat ini, semoga kamu selalu mendapatkan hal terbaik dalam hidupmu dan sukses selalu buatmu ”.


Senin, 31 Januari 2011

TERIMA KASIH PAKDHE “Le Châtelier” ….. (Korelasi Sebuah Prinsip Kesetimbangan)

Meskipun banyak orang mengatakan bahwa hidup ini adalah pilihan. Tapi kadang kala Kehidupan tidak memberi kita banyak pilihan. Dari situlah ada saatnya kita harus menerima tekanan kehidupan karena kita bingung dalam menentukan pilihan itu. Emosi, Konsentrasi menurun (kejenuhan), tekanan aktifitas, tekanan batin semua seakan bergabung menjadi satu untuk menyerang kenyamanan kita. Ya…. Mau bagaimana lagi, itulah sebuah realita kehidupan.
Hal yang perlu di perhatikan adalah bagaimana menyikapi tekanan itu bukan sibuk menyalahkan tekanan-tekanan tersebut. Ibarat sebuah ban, jika dipompa sesuai ukuran akan bagus untuk dugunakan, tapi jika diberi tekanan angin berlebihan akan meledak. Satu hal yang kita tidak boleh lupa, jika ban itu tidak diberi tekanan berupa angin, maka ban tersebut tidak berguna.
Artikel ini aku tulis setelah aku mencoba membuka kembali memori lama “yang sedang asyik tertidur”, tepatnya memori kurang lebih 3 tahun yang lalu. Saat aku menginjakkan kaki disemester awal. Yaaa memori yang kembali aku baca adalah tentang kesetimbangan “Le Châtelier”. Mungkin aku gak perlu menjelaskan banyak bak seorang dosen, karena aku memang bukan seorang dosen…hehehe
Tapi aku sedikit mendapat pencerahan tentang sebuah kesetimbangan…. Ini juga menjadi salah satu status FB ku beberapa waktu yang lalu “Baru dapat korelasinya bahwa kehidupan berjalan atas dasar hukum kesetimbangan”
Oke,,, apa maksud dari semua itu???
• Le Châtelier mengatakan bahwa “Bila sistem kesetimbangan diganggu dengan perubahan temperatur, tekanan atau konsentrasi komponen-komponen reaksi, maka sistem akan menggeser posisi kesetimbangan ke kesetimbangan yang baru”
Sangat luar biasa, kenapa seperti itu???
Seperti aku sudah utarakan diawal tulisan, bahwa kita menganggap gangguan tekanan, emosi dsb bisa menyebabkan kita kehilangan kestabilan dalam bertindak. Ya sudah barang tentu, tapi semua tergantung dari sisi mana kita menyimpulkannya. Ketika kita bisa sedikit lebih jernih (positive thinking) dalam menerjemahkan situasi, maka sebenarnya semua itu (seperti, tekanan luar (P), emosi, dalam hal ini temperatur (T), maupun perubahan konsentrasi diri (C)), merupakan proses pendewasaan untuk kita, sebuah treatment agar kita menjadi pribadi yang lebih kuat, dan tentunya lebih tangguh. Jika menurut prinsip “Le Châtelier” proses pendewasaan itu adalah sebuah “kesetimbangan yang baru”.
Tapi itu semua bergantung pada diri kita, bagaimana kita mengelolahnya dan dari sudut pandang mana kita menilainya.
Jadi tekanan-tekanan kehidupan bukanlah sesuatu yang harus dihindari, tetapi tekanan-tekanan itu sesuatu yang harus dimanfaatkan untuk menjadi sebuah kesetimbangan baru, yaitu kesetimbangan menuju proses pendewasaan diri kita, baik dalam berfikir, bertindak dan tentunya, berharap kesetimbangan itu merubah kita menjadi pribadi yang lebih bijak.

Selasa, 18 Januari 2011

SAAT 8 x 3 = 23


gambar diunggah dari "http://images.santob.multiply.com/image/1/photos/upload/300x300/SWRbgAoKCHYAAF5z6ZM1/anak-bertopi.gif?et=XJaO1VXg5Q5M4DeMYidePg&nmid=0"
Suatu hari aku pernah membaca judul sebuah buku, yang menggelitik pikiranku untuk membacanya, tidak semua tapi satu sub bab dari buku itu. Sub bab yang terus membuatku penasaran maksud judul dari sub bab itu. 8 x 3 = 23, selama aku membaca aku terkesan makna substansial yang ada pada buku itu, buku yang juga di baca oleh presiden RI bapak Susilo Bambang Yudhoyono yang turut andil dalam mengomentari buku tersebut. Sebagai seorang yang masih belajar menulis ingin kembali aku tuliskan cerita tersebut yang semoga membawa inspirasi pada kita untuk berfikir bijak dalam merespon sesuatu.

Alkisah diceritakan…….. Pada suatu sekolah ada seorang guru yang selalu sabar mendidik anak-anak didiknya. Di salah satu kelas ada seorang anak yang pintar (sebut saja anak A) yang menjadi anak kesayangan guru tersebut, tapi juga ada anak yang kurang pandai (sebut saja anak B). Suatu saat terjadi obrolan ringan dan anak B mengajukan pertanyaan pada anak A,

Anak B : Wahai A, berapakah 8x3

Anak A: tentu saja 24

Anak B: kamu salah yang benar 23

Anak A: ya gak bisa, dimana mana 8x3 = 24 ( seakan terus meyakinkan sebuah kebenaran)

Anak B: gak bisa yang benar 23 ( Jawaban si B tak mau kalah)

Sampai akhirnya perdebatan terus berlanjut, dan akhirnya si A ngomong pada si B

Anak A: sudahlah kita tidak usah memperdebatkan masalah ini

Anak B: tidak mau,,,

Pada akhirnya B memberi tantangan

Anak B: Bagaimana kalau kita tanyakan pada pak guru, kalau kamu benar akan ku gorok leherku sendiri, tapi kalau kamu salah maka kamu copot topi merahmu yang selalu kamu pakai (seakan dia ngomong, tanpa dipikir terlebih dahulu)

Anak A: Tidak usalah saudaraku kau membuat hal yang akan mencelakakan dirimu ujar si A tak tega melihat tantangan yang diajukan

Seakan pingin mengukuhkan penderiannya yang kurang tepat, sambil memegang tangan si A si B mengajaknya menuju pak guru yang sekaligus menjadi juri dalam tantangan itu, seakan sudah tahu perihal yang terjadi guru tersebut lantas tersenyum, si B bertanya pada guru sembari menunjukkan jawabanya yang kurang tepat, si A pun menunjukkan muka masam. Dengan senyum penuh kasih sayang guru itu lantas menjawab “ya, jawabanya adalah 23” dengan kaget sekaligus menahan rasa kecewa terhadap guru kesayangannya si A lantas meninggalkan Si B dan guru dan melepas topinya sebagai harapan si B. Lagi-lagi guru tersebut memanggil si A dan mengatakan “ Wahai A sekiranya kalau kamu masih mau mendengarkan pesanku, berhati-hatilah saat kamu pulang kerumah, kalau hujan turun beserta angin kencang, jangan bersandar dibawah pohon karena pohon itu akan menjatuhi tubuhmu (seakan sang guru sangat lihai memprediksi cuaca)”, si A hanya tersenyum sinis dan masih menahan rasa kecewa.

Ditengah jalan hendak pulang kerumah benarlah dugaan guru tersebut, hujan turun dengan deras dan disertai angin kencang. Si A sangat panik dan hampir tertimpa pohon yang terjatuh tak jauh di depan tubuhnya, seketika itu juga sang anak teringat pesan sang guru dan mulai bersyukur. Lalu dengan hati-hati perjalanan menuju rumah kembali dilakukan. Dan sampai dirumah alangkah kagetnya si A ternyata sang guru sudah menunggunya didepan rumah. Sambil kembali tersenyum dengan senyum khasnya sang guru mendekati sang murid lalu mengatakan hal yang tak pernah dibayangkan oleh si A. Guru ituberkata “ Wahai anakku sampai kapan pun 8 x 3 adalah 24, tapi kalau aku tadi mengiyakan jawabanmu (24) dan menyalahkan saudaramu yan menjawab 23, maka aku dan kamu akan membunuh si B, karena itu aku menjawab benar untuk jawaban si B. Ingatlah bahwa penyesalan itu hanya sebatas penyesalan dan waktu tidak akan kembali berputar. Kamu akan selalu menyesal karena menyalahkan jawaban si B yang akan berbuntut panjang kalau si B merealisasikan tantangannya”. Dari situlah si A kembali tersenyum lalu berkata pada guru itu “ terima kasih pak guru, bapak telah memberi pelajaran yang berharga pada saya tentang sebuah kebijaksanaan”.

………….Semoga bermanfaat…………

Sabtu, 15 Januari 2011

HANYA UNTUK SEBUAH PERJALANAN SILAM…

Sudah sekian lama aku melaju dalam deru yang tertuntun waktu. Cerita, kenangan, canda, serta lara adalah fragmen-fragmen yang terekam menjadi satu, dalam dimensi otak fikiranku. Cerita indah kadang membuatku tertawa sendiri bagai orang tak berbudi, kenangan pahit nan lara tak jarang muncul dibenak, yang membuatku merenung bagai orang tak bernyali. Tapi tak bisa dibohongi itulah yang membuat hiasan kanvas kehidupan menjadi semakin berwarna. Tapi kadangkala ada beberapa warna yang malah membuat coretan diatas kanvas itu terlihat kurang indah, ingin rasanya menghapus warna itu, tapi sang waktu yang angkuh tak mau lagi kembali pada dimensi yang lampau, ingin ku tutup warna itu tapi belum ada yang mampu menutup secara menyeluruh. Disuatu waktu tak jarang, kenangan pahit lebih cepat muncul menjadi fragmen-fragmen yang sering mengganggu keserasian fikiran dan aktifitas, yang telah berusaha berjalan seirama.
Tulisan ini juga tercetus, akibat munculnya fragmen yang seharusnya tidak ingin aku identifikasi kembali. Kalaupun aku bisa menerobos masuk dalam dimensi yang berbeda aku akan mencoba masuk kedalam jiwa dan fikiranku sendiri, dan ingin ku arungi sel saraf otak ini, maksud dan tujuanku juga simpel, yaitu mengambil fragmen yang berkisah tentang kenangan buruk, kesalahan yang ku lakukan pada seseorang yang seakan kesalahan tersebut sulit termaafkan, kebodohan-kebodohan yang kadang aku sesali bila teringat kembali memori itu, atau minimal aku bisa memangkas episode tentang suatu langkah yang pernah aku lalui.
Tapi itu tidak bisa terjadi dan tidak mungkin terjadi...
Kalau aku berfikir terus seperti itu, mungkin tidak akan menyelesaikan problem sandungan tentang “pencintraan historical” yang kembali muncul. Aku harus fokus pada solusi bukan fokus pada masalah.
“Memotivasi diri” yaaa,,, mungkin itulah solusi sebenarnya yang ada dalam diriku sendiri, sulit memang tapi mungkin. Motivasi itu sebagai bagian kecil menurunkan fikiran yang telah mengalami kebosanan dengan kata lain motivasi akan menjadi “solvent (zat pelarut)” untuk menurunkan “titik jenuh” alam pikiran.
Aku terkadang sadar, kalau waktu yang terus berjalan tidak akan pernah mau menunggu langkah ku yang terkesan melamban, semakin aku nyaman pada zona lampau semakin jauh aku ditinggal oleh langkah detik waktu yang begitu congkak.
Saat ini aku mencoba membungkus dengan rapi kenangan-kenangan yang selama ini berceceran, sehingga sering kenangan itu tampak dan terlihat yang menurutku ia mengganggu langkah perjalananku. Setelah bungkusan itu udah rapi aku akan berjalan dengan belajar dari kecerobohanku selama ini, agar tidak lagi berada pada aktifitas yang kurang sesuai untuk aku lakukan. Terutama lagi, ketika aktifitas itu melibatkan pihak kedua, ketiga dsb, aku tak boleh sembrono dalam menjalin relasi serta komunikasi dalam menjalankan suatu hal, yang nantinya akan membuat pihak kedua, ketiga,dsb, menjadi kecewa terhadap ku.
“hari kemarin adalah kenangan hari ini adalah kenyataan dan hari esok adalah impian”. bermimpilah untuk menjalankan aktifitas terbaik yang bisa kita lakukan pada masa yang akan datang, dan buatlah kenyataan terbaik dari mimpi itu pada hari ini, serta lukiskan kenangan yang indah dari kenyataan-kenyataan terbaik yang telah kita lalui, agar menjadi satu kesatuan yang terus dapat memotivasi kita dalam mengarungi indahnya kehidupan yang seharusnya bisa kita rasakan.
Semoga bermanfaat…………

Thanks...