Minggu, 25 Desember 2011

Yang Pasti, Bakat Bukan Penentu…

Yaa, bakat bukanlah satu-satunya penentu keberhasilan kita. Bakat hanyalah salah satu kelebihan yang diberikan Tuhan kepada kita untuk terus dilatih dan dikembangkan, agar kita bisa memiliki kualitas diri yang bisa diunggulkan. Sering kali kita berfikir dan bertanya, apakah benar bakat kita ada yang terpendam???, lantas bagaimana dengan kita yang menganggap bahwa kita tidak punya bakat???, Apakah kita bisa berhasil???, Yang pasti, pertanyaan seperti itu kurang tepat disampaikan, kenapa? Karena setiap manusia dikaruniai dan diberi kelebihan dan kekurangan masing-masing, orang yang mampu memanfaatkan kelebihanya itulah orang yang bisa menemukan bakatnya. Dialah yang tekun dan sabar menggali potensi serta kelebihan-kelebihan yang dianugerahkan Tuhan.
Sering kita mendengar kalimat-kalimat yang menganggap bakat menjadi harga mati pencapaian keberhasilan seseorang. “Dia berhasil di bidang kesenian, karena memang dia bakat di dunia seni”, “Si Z bisnisnya sukses karena dia punya jiwa dan bakat bisnis yang baik”, “Hwaduh, saya gak bisa nulis berita, karena saya gak punya bakat nulis”, “maaf, saya gak bisa jadi pembicara pada seminar yang anda adakan, karena saya gak bakat ngomong didepan forum resmi seperti itu”. Hash,,,,, dan masih banyak lagi sentilan-sentilan dan ungkapan-ungkapan semacam itu yang seliweran ditelinga kita. Ironisnya, kalimat-kalimat tersebut terkadang ikut andil dalam "mengkontaminasi" mindset kita dalam memahami suatu “bakat”.
Memang tidak salah kalau kita membenarkan sentilan di atas dan tidak salah juga jika kita menekankan bahwa bakat bukan merupakan bagian yang besar bagi terwujudnya kesuksesan seseorang. Kalau saya boleh berpendapat, Bakat adalah komposisi pendukung yang dapat menunjang keberhasilan kita, jika kita mau menggali dan berusaha keras memanfaatkannya. Orang yang awalnya tidak bisa bermusik bisa bermusik jika dia mau belajar, orang yang awalnya tidak bisa matematika jika ia tekun memahami dan sering latihan mengerjakan soal-soal matematika dia akan mahir matematika. Bahkan orang bakat bermusik yang membiarkan bakatnya “terlantar” akan dikalahkan oleh orang yang tekun belajar bermain musik, proses di alam ini bergerak dan berjalan mengikuti Hukum Kausalitas atau lebih sering dikenal dengan Hukum Sebab Akibat. Orang akan “mampu” melakukan sesuatu jika orang tersebut “mau” melakukan sesuatu. Seseorang Sukses sebab dia menginginkan kesuksesan, sehingga dia berusaha sekuat tenaga mencapai kesuksesannya.
Sukses ataupun Gagal hanyalah efek moral dari apa yang kita kerjakan, atau bisa dikatakan “akibat” yang ditimbulkan dari sesuatu yang kita “Sebab”kan. Bukan dari Bakat yang kita miliki, sungguh sangat ironis kalau kita terkungkung pada pemahaman bahwa bakat adalah penentu kesuksesan. Bakat bisa jadi sebuah kenyataan yang menyenangkan jika kita mau mengasah dan mempertajam “modal alamiah” tersebut, sehingga dengan kesempatan yang ada, bakat tersebut akan menghadirkan suatu pencapaian yang mengagumkan, pencapaian yang kita idam-idamkan. Sebaliknya, Bakat akan menjadi kenyataan yang meyeramkan, jika “modal alamiah” tersebut membatasi kreatifitas yang kita miliki. Kita tidak mau menulis karena kita merasa tidak punya bakat menulis, kita tidak mau berbisnis karena merasa tidak punya jiwa bisnis dll dsb. Perlu digarisbawahi, disini saya menulis seperti ini bukan karena saya sok tahu, atau sok pinter, tetapi saya berharap pemahaman yang terurai diatas bisa memberi pelajaran yang bermanfaat baik bagi diri saya pribadi, ataupun bagi para pembaca.
Akhir kata, semoga kita bisa merubah dan meletakkan sudut pandang yang lebih tepat terkait “bakat” yang kita miliki maupun “bakat” yang belum kita miliki. “Bakat” hanya bisa dikalahkan dan ditaklukkan oleh kemauan yang kuat, usaha yang keras serta ketekunan yang tak kenal putus asa.
-------Semoga bermanfaat, Sukses selalu-------

Gambar: http://remaja.suaramerdeka.com/wp-content/uploads/2010/11/kemampuan3.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thanks...