Rabu, 24 Oktober 2012

Tuhan, "Isma'il kan" Diri Kami

"Mereka" rindu kematian
Menunggu golok dikubangan penyembelihan
"Mereka" tidak pantas disebut bernasib malang, "mereka" senang
Karena sebentar lagi, nyawa nya diantar menemui Tuhan

Jangan pikir "mereka" bersedih
Jangan berprasangka "mereka" susah
Jangan mengira "mereka" tak kuasa

Kambing "mengembik" bukan karena jiwanya terusik
Suara Sapi "meng-eluh" bukan karena ia merasa rapuh
Mungkin saja itu adalah ringkihan dzikir yang terdengar samar,
Atau gemuruh takbir yang semakin getir

Mereka sadar yang akan ia hadapi esok adalah tukang jagal,
Bahkan semenitpun tak kuasa ia persiapkan mental,
Hanya keyakinan, bahwa kematian nya, lebih cepat mengantarkan pada "kehidupan yang lebih kekal" dan menemui yang Maha kekal

"Mereka" diikat, pandang memandang, satu sama lain saling menguatkan,
"Mereka" tahu, nyawanya dijemput demi sebuah kemuliaan,

Kematian "mereka" cukup disegani
Suara takbir disekelilingnya, Menguatkan tenggorakannya, Mengelabuhi rasa sakitnnya,

------------------------------------

Hari raya qurban tak bisa lepas begitu saja dari tinta sejarah Ismail 'alaihissalam
Kerelaan dirinya pada ayahnya 
Didasari sebuah keikhlasan, 
Lebih karena tingginya ketawadhu'an
Semata karena kepatuhan mendalam pada perintah Tuhan

Duh Gusti,
Jikalau Engkau izinkan,
Alirkan darah Ismail pada jiwa kami
Salurkan ketabahan Ismail dalam batin kami
Anugerahkan mental kepatuhan Ismail pada diri kami

Duh Gusti,
Mohon ampun pada-Mu
Sembelih segala laku buruk kami
Sembelih sifat pendosa kami
Sembelih tingkah takabbur kami
Sembelih kerdilnya pikiran Kami
Sungguh kami tak memiliki kemampuan apa-apa tanpa Kuasamu yang mengiringi

Wallahu a'lam bisshowwab

"Selamat berqurban" 
MLNG, 24 Okt 2012

Thanks...