Sabtu, 14 Juli 2012

WANI ORA USUM



"in, piye bangbangwetan, tema ne opo"? tanyaku pada si Daroin, Santri Amanatul Ummah yang malam itu sudah terlebih dahulu hadir di Forum Pencerahan bangbangwetan. "Tema nya, Wani Ora Usum". Beh apalagi diskusi yang diangkat dalam forum yang aneh ini, pikirku saat itu. Ya, Bangbangwetan adalah salah satu forum yang aneh, bagaimana tidak, forum ini dilakukan satu bulan sekali disurabaya, diskusinya juga dilakukan mulai ba'da isya' sampai sekitar jam 3 pagi, Nah lho, lak yo aneh seh, waktunya orang tidur ini malah cangkrukan sampai pagi menjelang. Tapi, bagiku tidak ada masalah sedikitpun, karena aku merasa cukup enjoy. Bangbangwetan menyuguhkan hampir semua pendekatan keilmuan, ya bahasan sosial, keagamaan, politik, budaya, ekonomi, seni, science dsb yang dikemas melalui obrolan berparodi, guyonan yang cukup mencair dan kemesraan yang sangat hangat. Ini adalah salah satu moment yang selalu saya tunggu, salah satu. Ditengah gempuran aktifitas pekerjaan yang cukup rapat, Sekali dalam sebulan, sudah bisa mengobati kerinduanku terhadap keilmuan-keilmuan yang nyeleneh.

"WANI ORA USUM", maksudnya gimana? kalau orang jawa, khususnya Jawa Timur sudah pasti tau maknanya. Tapi mentransformasikan bahasa jawa ke bahasa indonesia, bukanlah pekerjaan yang gampang, terlampau kaya kosa kata Jawa yang tidak ada penjelasan atau kiasan maknanya dalam ruang lingkup Bahasa Indonesia. Tapi baiklah, pelan-pelan kita masuk kedalam penggambaran makna yang cukup sederhana. "Berani keluar dari kebiasaan pada umumnya", mungkin itulah yang mendekati artinya. Sudah tentu keluarnya kebiasaan ini, dari yang buruk atau yang kurang maksimal berontak menuju kebiasaan yang baik dan lebih bermakna. Ketika yang lain hanya mau melakukan sesuatu dengan resiko pekerjaan yang kecil, beranilah untuk mengambil resiko pekerjaan yang besar, tentu dengan pertimbangan-pertimbangan yang matang dan masuk akal. Karena pada dasarnya resiko itu berbanding lurus dengan sebuah hasil pencapaian. Kalau seorang pejabat, konsep wani ora usum ini bisa diaktualisasikan dilingkungan birokrasinya. Jika lingkungan sekitarnya USUM E (kebiasaannya) korupsi, maka wanilah (beranilah) untuk tidak korupsi. Bagi seorang pekerja konsep wani ora usum e itu, ketika terdapat kebiasaan yang satu saling mengalahkan yang lain, satu orang saling menjelek-jelekkan yang lain demi sebuah tingkatan jabatan dan prestasi, beranilah keluar dari kebiasaan itu. Carilah Apresiasi dengan sebuah prestasi, tanpa harus memfitnah sana dan sini, tanpa harus menjatuhkan samping kanan dan kiri. Mengubah kebiasaan dan budaya memang tidak mudah, sangat sulit tapi bukan berarti tidak mungkin. Karena hanya Ada satu hal yang tidak mungkin didunia ini, yaitu sesuatu yang belum pernah dicoba.

Kalau di amati, orang-orang hebat secara serius telah mempraktekkan konsep ini. Sebut saja si bengal nan cerdas ALBERT EINSTEIN. Dimana pada saat itu teori mekanika klasik milik NEWTON mendominasi peradaban keilmuan, Einstein hadir dengan teori relativitasnya, apa yang dilakukan tidak ada yang usum, tidak berada pada jalur kebiasaan pada saat itu. Pada salah satu sumber juga disebutkan, artikel pertamanya pada tahun 1905 bernama "On the Motion—Required by the Molecular Kinetic Theory of Heat—of Small Particles Suspended in a Stationary Liquid", mencakup penelitian tentang gerakan Brownian. Menggunakan teori kinetik cairan yang pada saat itu kontroversial, dia juga meminjamkan keyakinan pada mekanika statistika, yang pada saat itu juga kontroversial. Tahun 1905, terbitlah empat tulisannya tentang teori relativitas dalam majalah sains Annalen der Physik. Tulisannya ini mengundang banyak kontroversi dan perdebatan di antara para ilmuwan ternama saat itu, tetapi pada akhirnya Einstein menjadi master science khususnya dalam bidang fisika. Dia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisika pada tahun 1921 untuk penjelasannya tentang efek fotolistrik dan "pengabdiannya bagi Fisika Teoretis".. Karena landasan sejarah keilmuan yang saya miliki masih sangat terbatas dan butuh banyak belajar lagi, mungkin anda bisa menemukan banyak hal tak biasa yang dilakukan Einstein dengan pengetahuan yang sudah anda miliki.

Wani ora usum ini ternyata konsep yang dijalankan oleh Makhluk Tuhan paling Mulia, Nabi Muhammad SAW. Mari kita pelajari Nabi Muhammad sebagai manusia iasa. Kalau kita membaca dan mengilhami langkah-langkah Beliau, sungguh banyak perilaku beliau "yang tidak usum". Coba saja kita pelajari, Dulu disaat ajaran Zaman Jahiliyah beretebaran, ajaran menyembah berhala, ajaran kemaksiatan, ajaran penindasan, beliau hadir dengan ajaran yang santun (lho kan gak usum alias gak biasa pada zaman itu), ditengah kebiasaan yang tak beradab beliau Hadir dengan mengajarkan tata akhlak yang beradab. Tentu saja, sesuatu yang berada diluar kebiasaan menjadi perhatian sinis banyak orang, tetapi beliau tetap saja berani. Banyak sekali yang bisa kita teladani dari beliau, intinya adalah berani melawan kebiasaan yang bertolak belakang dari kebaikan.

Satu pepatah arab mengatakan "Barang siapa berbeda/unik, maka dia akan dikenal". Setiap keunikan atau hal berbeda yang kita lakukan bisa membuat kita dikenal. Tergantung pada diri kita, ingin dikenal baik, atau dikenal buruk. Jika kita mau berfikir pada tingkatan yang jauh lebih tinggi lagi, terkenal disini bukan menjadikan diri kita dikenal secara eksistensi, tapi dikenal melebihi dari substansi. Kita berani keluar dari pakem keburukan, lepas dari belenggu budaya kepalsuan, karena itulah satu-satunya jalan untuk menuju satu tangga kebaikan. Buat apa kita berprestasi, jika ternyata diam-diam kita menikmati hasil korupsi, untuk apa kita disanjung kalau sebenarnya kita penjahat ulung.

Yaa, tak banyak uraian yang bisa aku goreskan untuk satu judul kali ini, tapi setidaknya, aku berharap semoga kita bisa menjadi manusia-manusia yang berani untuk tidak usum. Kalau kita berada dilingkungan apatis yang hanya berfikir untuk diri mereka masing-masing, semoga kita tidak larut menjadi bagian dari mereka, ayo sama-sama mengimbangi ke-apatis-an mereka itu dengan peduli kepada orang-orang yang tak seberuntung kita. Kalau kita mahasiswa, ya jadilah Mahasiswa yang gak usum blas, kalau teman-teman Mahasiswa yang lain hobby nya hura-hura, cukup kita menjadi Mahasiswa yang hore-hore. Hore prestasinya, Hore kematangan intelektualnya, Hore kedewasaan berpikirnya, Hore juga kepedulian sosialnya.

Yaa silahkan masing-masing menemukan Ke-tidak usuman- nya, ditengah gejolak kebiasaan yang tidak bermanfaat,


........Selamat Beraktifitas, Semoga diberi kemudahan........

GAMBAR DARI: http://gievolko.files.wordpress.com/2010/01/be_different___smile_by_screamst.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thanks...