Memory Silam yang Ternina bobo'kan
Ramadhan telah berlalu, bulan baru telah menunggu, dengan keadaan diri yg bru pula ( fitrah ) qt menghampirinya, akan tetapi penyesalan seakan muncul seiring memasuki bulan syawal ini. Penyesalan itu mulai datang pada akhir2 dimalam bulan ramadhan, penyesalan itu ada karena selama ramadhan yang spesial, q blum melakukan & merasakan hal yang spesial. Ramadhan yang seharusnya menjadi ajang u/ beramal sebanyak – banyaknya malah seakan dilalui tanpa ada perlakuan yang istimewa.
“ Astaghfirullah, ya allah sampaikan diri ini bertemu ramadhan di tahun yang akan datang.,.,.,.,.,”
Perasaan itu seakan diingatkan oleh teman2 ASMEG ( Alumni ke IV Amanatul Ummah ), ketika kami semua berbuka puasa bersama di tempat yang istimewa “ Sanggar Alang – Alang ” tempat dimana saudara – saudara kita yang sehari - harinya hanya bergelut dengan waktu di jalanan kota surabaya.. Akan tetapi kenapa ajang saling berbagi seperti itu hanya dilakukan satu kali di akhir – akhir bulan ramadhan, ko’ ngga’ dimulai diawal bulan ramadhan yang kemudian di lanjutkan secara kontinu ????
tp tidaklah mengapa yang sudah biarlah berlalu & akan menjadi pelajaran yang menarik untuk di perbaiki.
Thanks kawan, ternyata perpisahan kita selama beberapa tahun tidak bisa memisahkan “ sense ” kebersamaan antara kita, yang sudah terjalin 3 sampai bahkan 6 tahun,
Ternyata rasa itu masih ada, rasa saling memiliki, rasa untuk saling berbagi, rasa saling menghargai, rasa saling menyayangi dsb.
Pada kamis itulah ( 17 september 2009 ), telah mengingatkan kita semua arti sebuah kebersamaan, telah mengingatkan memory kurang lebih 2 tahun silam yang seakan terninabobokkan oleh aktivitas dan rutinitas masing2 kita. Memory dimana saat qta berpuasa dirumah tercinta ( Pon. Pes Amanatul Ummah ). Saat dimana selera makan yang disediakan Mak Kani cs tidak sesuai dengan selera kita, lagi2 qt bikin alasan buat bisa cari makan yang bisa memenuhi selera makan kita, saat dimana satu piring makan dikelilingi 3-4 orang untuk makan bersama bukan karena kekurangan tapi qita mencari sebuah kepuasan dalam kebersamaan, tak peduli nasi cuma sedikit ato kurang bersahabat dengan selera.
Mungkin itulah yang sebagian kecil yang sering dirasakan oleh teman2 disanggar alang – alang disetiap waktunya. Namun apa yang sudah dilakukan teman2 kamis lalu adalah langkah awal yang patut mendapat apresiasi & pantas untuk dilanjutkan secara kontinu, harapan semoga ini bisa diteruskan untuk kegiatan2 sosial lainnya, ini akan mempererat jalinan silaturrahmi qta dan bisa bermanfaat lagi bagi sekeliling qta. Selain itu ini adalah moment yang pantas dilanjutkan sebagai langkah awal memulai untuk mengangkat dan mengaktualiasasikan nilai – nilai luhur pesantren yang telah dan terus selalu dikumandangkan pak kyai, dimanapun dan kapanpun. Semoga perpisahan kita bukanlah perpisahan untuk selama – lamanya tp perpisahan sementara, yang waktu yang akan mempertemukan kita untuk bisa jalan bersama – sama menjalankan visi – misi serta cita – cita luhur Amanatul Ummah.
Di Halaman terakhir buku kenangan kita satu bait tertulis kurang lebih sbb
“ kan ku tunggu kau di gerbang gemilang ” oleh arya pena,,,,
ni lah kalimat yang pantas untuk direnungkan bersama….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar