Jumat, 06 April 2012

"SEMOGA BERMANFAAT"


Sebenarnya agak berat aku menguraikan tentang kalimat “Semoga Bermanfaat” ini. Rasanya memang tak ada sedikitpun kepantasan buat diriku untuk menafsirkan do’a istimewa ini. Karena diriku sendiri pun belum pernah memberi kemanfaatan yang berarti bagi lingkungan sekitarku maupun ruang lingkup terjauhku. Masih terlalu sering aku memikirkan kemanfaatan dan kepentingan diriku sendiri, tingkat egoisme yang telah membabi buta masih saja menyelimuti segala bentuk aktifitas yang aku jalani. Self Oriented masih menjadi bayang-bayang semu harapan tangga tertinggi ku. Ditengah ketidakpantasanku ini, izinkan aku membagi sesuatu yang menjadi keinginan terbesarku. Aku menuliskan ini bukan karena aku sok-sok-an, jauh dari niatan itu, supaya aku bisa termotivasi untuk melakukan apa yang seharusnya aku lakukan demi kepentingan banyak orang, sama seperti apa yang aku tuliskan saat ini. Tulisan ini aku jadikan sebuah do’a, agar kehidupanku kedepan tidak hanya meributkan kepentingan jasadku, tapi lebih dari itu, semua aktifitasku didasarkan pada kebutuhan dan pengharapan banyak orang.


“Semoga bermanfaat”, bagiku kalimat itu adalah sebuah ungkapan do’a yang fleksibel. Aku suka sekali menyebarkan kalimat tersebut dalam kondisi dan situasi apapun. Kalimat penutup di setiap coretan yang aku goreskan, pada sebagian besar sms yang aku kirimkan, di setiap kesempatan acara selalu aku sempatkan. Ada kepuasan tersendiri jika bisa menyampaikan doa dan membagikan kepada banyak orang. Kenapa harus “Semoga Bermanfaat”? karena menurutku kalimat tersebut dapat mewakili pencapaian tertinggi seorang hamba. Sungguh tak ada cita-cita yang lebih indah selain kehidupan ini dapat menebar manfaat sebanyak-banyaknya dan sebesar-besarnya. Kepada siapa saja kemanfaatan itu disandingkan, dapat membuat hidup kita lebih tenang dan menyenangkan. Kepada keluarga, Masyarakat, Bangsa, Negara, Agama, Alam Semesta dan siapa saja tanpa ada bentangan tirai yang membatasi. Tak ada takaran minimum maksimum dalam mengucurkan nilai manfaat, tak ada ruang profesi khusus untuk membagi kasta keikhlasan. Semua orang, apapun tanggung jawab profesinya, dari latar belakang sosial bagaimana saja, semua memiliki kebebasan menebar manfaat dengan cara dan metode mereka masing-masing.


Sebesar apapun keilmuan kita, setinggi apapun jabatan yang kita capai, sebanyak apapun gelar yang kita sandang, apakah bisa menjadi jaminan tanggung jawab moral terhadap pencapaian tersebut. Sungguh tidak ada artinya jika pencapaian tersebut hanya sebagai wahana dan sarana menumpuk kekuasaan dan kekayaan diri sendiri. Lebih baik tak punya jabatan, lebih baik tak kuat menyandang gelar, tapi tingkah laku dan tindak tanduknya selalu berorientasi pada pencapaian manfaat. Jauh lebih baik dan hebatnya lagi, jika gelar dan jabatan yang disandang mampu mengantarkan sang empunya pada pemberdayaan orang-orang lemah di sekitarnya,,,,, semoga, semoga saja kehidupan kita selalu digalaukan oleh kepentingan banyak orang.


Saat kita lahir, kita menangis sekeras-kerasnya, dan orang-orang disekeliling kita tertawa bahagia menyambut kehadiran kita, semoga suatu saat jika kita meninggalkan dunia yang fana ini, gantilah kita yang tersenyum bahagia dan orang-orang menangis sedih dengan kepergian kita, itulah yang menandakan kemanfaatan yang kita lakukan. Semakin banyak yang hadir menangisi kepergian kita, menjadi indikasi semakin banyak pula nilai manfaat yang kita beri. Sebaliknya, semakin banyak orang yang tertawa bahagia melihat kepergian kita, sungguh hidup kita jauh dari keberkahan.



Semoga bisa menjadi renungan,,,,


.................Semoga Bermanfaat................

Gambar: http://kkcdn-static.kaskus.us/images/4070301_20120227055415.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thanks...