Jumat, 09 Maret 2012

“Bawang”



Manusia pun sebenarnya memiliki kepribadian seperti “bawang”. Supaya lebih enak cerita biarlah aku mengibaratkan diriku sendiri seperti “bawang”
Aaah Biarlah…
Memang benar, bahwa diriku ini tak ubahnya sebuah “bawang”. Semakin dikelupas, semakin dikuliti semakin habis. Tidak punya isi, tidak pula memiliki inti. Eksistensinya hanya sebuah kulit. Maka dari itu, jangan sekali-kali menganggap diriku seperti durian. Tajam kulitnya, tapi menawan isi didalamnya. Manusia durian adalah manusia yang dilihat secara dhohir seakan-akan tajam, kejam, tapi sebenarnya baik hatinya. Bukan, bukan, tak sedikitpun kepribadianku diwakili oleh durian. Bukan juga seperti buah maja (mojo), halus kulitnya tapi pahit rasanya. Apalagi seperti buah semangka, halus kulitnya segar isinya (yang didalamnya). Tidak, aku tidak memiliki kepribadian ibarat buah-buah ciptaan Tuhan yang unik. Aku hanya sebuah bawang.
Aku sebagai manusia masih saja belum bisa menjaga perintah Tuhan, yaitu “memanusiakan manusia”. Sungguh manusia adalah ciptaan Tuhan paling sempurna. Ironisnya, aku belum bisa memegang amanah penciptaan-Nya. Maka istilah “bawang” rasanya cocok jika disandingkan dengan diriku. Apapun yang aku lakukan hanya kulit, kulit dan kulit. Meski engkau pelajari lebih dalam kepribadianku, masih tetap saja kau berjumpa dengan kulit. Sebaik apapun yang aku lakukan, sebagus apapun yang aku kerjakan, sebijak apapun yang aku perbuat, hanyalah sebatas cover luar, kulit, kulit, dan kulit. Jadi tak usah kalian saling membicarakan eksistensi sebuah kulit, karena tak ada gunanya sedikitpun. Hanya akan membuang-buang waktumu, lebih baik lakukan, kerjakan, dan perjuangkan apa yang baik menurutmu.
Saat ini pembicaraan tulisanku memang tidak terarah, tapi inilah curhatan sebuah “bawang”. Jangan ditinggi-tinggikan, jangan pula direndah-rendahkan, biarlah bawang-bawang sekitarmu melakukan apa yang ingin mereka lakukan, agar kulitnya bisa bermanfaat bagi sekitarnya. Jangan ditinggikan agar “bawang” tidak lupa pada kulit penyusunnya, jangan pula direndahkan agar “bawang” tidak mengeluarkan airnya yang dapat membuat mata mengeluarkan air mata….
Cukuplah, semoga menjadi coretan yang bermanfaat,



Gambar : http://edijoeyh.files.wordpress.com/2008/09/bawang-bombay.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thanks...