Selasa, 25 Desember 2012

KENYATAAN DI PEDALAMAN

 “Hidupku, hidupmu, hidup kita semua sangat singkat, secepatnya bermanfaat, lalu minggat menuju akhirat, semoga kelak mendapat limpahan nikmat, di sisi Tuhan sang Pemilik Jagat”

Bahkan saat awal kami para pengurus kran sedekah menginjakkan kaki dimadura (tempat yayasan yang dinaungi KranSedekah), kami nggak percaya dengan kenyataan yang ada. Salah satu saja contohnya, SPP yang di bayarkan kesekolah Hanya Rp. 60.000 untuk SATU TAHUN. Coba liat ditahun 2012 yang mau habis, SPP Rp 5000/bulan bisa untuk membiayai apa??? Aku tercengang saat mendengarkan, mungkin anda pun terperangah saat menyaksikan. Bukan soal sok-sok an kita mengabarkan, hanya sekedar berbagi untuk saling mengingatkan. “Hei manusia kota, yang katanya kalian paling susah, hei makhluk Tuhan di metropolitan , yang katanya hidup nya jauh dari kecukupan, hei para pemuda yang selalu mencari alasan untuk bilang hidupnya selalu dihimpit kesulitan, bagaimana pendapatmu mengenai hal ini, bagaimana menurutmu saat kau menyaksikan biaya pendidikan yang sangat minim? Bagaimana? Bagaimana? Apakah cukup parah, separah keadaan yang mereka rasakan, apakah fasilitas pendidikan yang kita dapatkan masih terlampau kurang? Andalah yang telah merasakan. Bagi mereka, para pelajar muda di pedalaman pamekasan, minimnya fasilitas bukan berarti membuat mereka menjadi malas”.

Kawan inilah realitanya, kawan, inilah kenyataannya, kau tidak percaya??? mari kita saksikan bersama-sama, mari kita melakukan kunjungan bersama-sama. Jujur dari sini kami merasa, sungguh tak ada ketangguhan mental yang kami punyai, seperti tangguhnya mental mereka, para muridnya, para dewan gurunya, para fungsionaris sekolahnya. Mereka memiliki keberanian yang luar biasa, ketangguhan diri yang tiada tara, sedangkan saya, anda, kita semua? Menjadi pemuda yang tidak ada apa-apanya dibanding mereka. Kalau bisa diibaratkan, mereka sangat berani menjadi seperti kita, tapi apakah kita berani seperti mereka??? kawan ini hanyalah sekelumit informasi saja. Seperti apa komentar anda, bukan hak kami untuk mengomentari balik argumentasi anda. Anda support hal ini kami berterimakasih, anda mengkritisi program ini, kami menerima sepenuh hati, bahkan kalaupun ada yang menghujat program ini, kami sangat termotivasi untuk sharing komunikasi, guna memperbaiki dan mencari relavansi  solusi.

Kami belum mampu menciptakan kesejahteraan yang hakiki, kami belum memiliki kekuatan untuk menumbuh kembangkan kebahagiaan sejati, tapi lewat kran sedekah ini, usaha perbaikan mulai kita canangkan, kemanfaatan bersama mulai kita tangguhkan, kemaslahatan sesame mulai kami tanamkan. Bagi kami, sekecil apapun hal yang kita usahakan dengan ikhlas tanpa memelihara kepentingan, insya allah tidak akan memberikan hasil yang sia-sia dan percuma. Semua pasti ada nilainya, semua pasti ada kebaikannya, semua pasti ada manfaat yang bisa dipetik hikmahnya. Program ini memang baru berjalan sekitar 4 bulan, tapi support positif dari semua kalangan membuat kita kuat untuk istiqomah mengibarkan kemanfaatan.

Orang jawa pernah memiliki pepatah, “orep iku mung mampir ngombe”, Hidup adalah ibarat mampir minum, tak ada waktu lagi untuk tidur, gak ada kesempatan lagi untuk berkelahi tidak akur, tidak ada waktu mencandai dunia, tidak ada keluangan masa untuk mempermainkan dunia, batas waktu sangat tipis, dimensi waktu sangat terbatas, maka dari itu, kami memiliki tekad, “Hidupmu singkat, secepatnya bermanfaat, lalu minggat menuju akhirat, semoga kelak mendapat limpahan nikmat, di sisi Tuhan sang Pemilik Jagat”.

Sekedar berbagi informasi, bagi siapa saja yang bermaksud dengan ikhlas dan berorientasi kepada "nilai manfaat", silahkan bergabung dengan kami di kransedekah, apapun bentuk bantuan yang anda berikan, apapun wujud pengabdian yang anda telurkan, apapun fasa kontribusi yang anda usahakan, pasti memberikan manfaat dan kemaslahatan yang sangat berharga, khususnya bagi mereka yang diluar jangkauan. Jangan biarkan diri kita menunggu mampu untuk berbagi sesuatu, karena tidak ada definisi pasti tentang kata mampu, sudahlah, jangan menanti kaya untuk bisa memberi kepada sesama, karena tidak ada referensi yang memuat tentang batasan kekayaan, sudahlah, jangan mengharap kekuasaan sesaat untuk sekedar berbuat, karena hakikat kekuasaan juga semu. Intinya, jalani saja, beri saja, kasih saja, yang penting itu baik, yang penting itu halal, yang penting itu maslahat, yang penting bernilai manfaat, langsung saja sikat dan eksekusi.

Manusia tidak bisa menjanjikan balasan apa-apa, hanya Tuhan lah yang kelak akan melirik wujud keikhlasan yang anda berikan. Mungkin latar belakang inilah yang membuat kami menyatu, melebur, hanyut dan larut dalam kesesuaian visi, "Bermanfaat sebanyak-banyaknya, bermuammalah seluas-luasnya, dan mengabdikan diri sebaik-baiknya,",

Selamat berakhir pekan, semoga bermanfaat

MLNG, 08-12-2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thanks...