Senin, 28 Mei 2012

GOOD, BETTER, BEST

Beberapa hari terakhir ini, mata ku lebih banyak akupaksakan didepan televisi daripada harus mencurahkannya didepan laptop. Intensitas tugas kerjaan, atau sekedar menyalurkan hasrat nulispun sedikit demi sedikit terkikis dan tereduksi oleh acara televisi. Entah kenapa, mungkin karena jenuh, malas atau apapun lah, yang menyebabkan peralihan suatu prioritas utama. Negatif memang, tapi bagiku nilai negatif itu aku gunakan sebagai penyeimbang nilai positif yang ada. Dalam kasta pencapaian, kita mengenal “hasil yang baik”, tak cukup sampai situ, hasil yang “baik” masih diungguli oleh hasil yang “lebih baik”, setelah dua kasta tersebut berhasil ditembus, pencapaian “terbaik-lah” yang selalu diperebutkan. Yaa, pencapaian-pencapaian tersebut diperoleh karena adanya sebuah proses . Mustahil ada produk tapa didahului sebuah reaksi, reaksi pun tak akan pernah berjalan tanpa diimbangi dengan sebuah aksi, mustahil ada akibat tanpa didahului oleh sebab, karena “proses” sudah menjadi hukum kehidupan yang harus dilalui. Untuk menjadi “better” kita tidak boleh puas pada pencapaian “good”, untuk menjadi “best” tak boleh kita terlena pada zona kegembiraan “better”. Setiap saat, setiap waktu peningkatan kualitas harus terus diusahakan. Bahkan “Best” akan turun kasta menjadi “good” tatkala masih saja ada yang bisa mengunggulinya. (aaaah, semoga gak mbuletisasi) Segala tontonan yang aku lihat selama ini, hampir memiliki satu tujuan yang sama. Berada pada satu jalur pencapaian yang seirama. Yaitu sama-sama mencari peningkatan kualitas terbaik dan mendapatkan gelar sebagai pemenang. Mulai dari final liga champion, yang mana satu keutuhan tim bekerja sama demi mendapatkan piala yang dielu-elukan hampir seluruh tim di benua eropa, para atlet bulu tangkis dalam piala uber & thomas yang berusaha sekuat tenaganya untuk mengembalikan eksistensi Indonesia sebagai jawara bulu tangkis ditingkat asia bahkan dunia, serta calon artis papan atas yang mencurahkan segenap tenaga, pikiran, waktu dsb dalam wahana Indonesian idol episode 2012 dengan target menyabet impian yang dituju. Mereka datang bukan untuk menjadi yang kedua, ketiga atau yang terakhir, tapi mereka datang untuk menjadi yang utama.. Satu contoh saja, untuk bisa menembus final liga Champions dan menjadi jawara, sebuah tim bernama chealsea harus menumbangkan puluhan klub elit Eropa yang ikut berkompetisi pada event tahunan, tak cukup disitu, bahkan tim sekelas barcelona yang diakui dunia sebagai “best team” harus diluluhlantakkan dominasinya. Pada Liga champoions 2012 Barcelona harus ikhlas duduk diposisi “good” dan meninggalkan kursi “best” pada musim sebelumnya, barcelona harus merelakan Chelsea menjadi “batter than them (barca)”, begitu juga Bayer munich. Ada dua tim “better” yang saling berkompetisi, beradu strategi, bertarung otot, skill dsb untuk menempati tangga “best”. Bagi mereka, satu perjalanan tinggal sedikit lagi dituntaskan, tak ada alasan untuk memanjakan diri. Kompetisi itu keras, maka harus diimbangi dengan fisik dan mental yang keras pula. Keras bukan berarti brutal, tapi keras berkorelasi makna dengan kata tegas. Dengan persiapan yang amat matang, puncak kompetisi pun dimulai, dari dua tim dengan predikat “better” bertarung habis-habisan untuk memuncaki kasta “best”. Banyak faktor yang mempengaruhi pencapaian tersebut, sebut saja faktor mental, skill, persiapan dsb. Dengan waktu yang berjalan amat cepat, chelsea bisa memanfaatkan faktor-faktor yang berpengaruh tersebut, dan pada akhirnya berhasil memberikan puncak pencapaian bernama “best” sejak pertama mereka mengikuti event tersebut. Hal yang sama terjadi pada kompetisi Indonesian Idol, semua peserta harus berkompetisi menjadi lebih baik dari peserta lainnya, disaring, diseleksi, dikerucutkan untuk didapatkan puncak piramida juara. Semua peserta yang lolos seleksi tahap awal harus rela bekerja lebih keras lagi untuk menembus batas eliminasi. Mereka telah sepenuhnya memahami siklus GBB (Good, Better, Best), tak mau mereka terlena pada satu puncak pencapaian saja. Beberapa bulan yang lalu aku juga menikmati acara televisi yang bertitel IMB (indonesia Mencari Bakat), meski aku sangat yakin, tanpa dicari-caripun bakat dan talenta anak-anak muda Indonesia sangat melimpah jumlahnya, sebanyak suku, budaya dan bahasanya. Tapi setidak-tidaknya acara tersebut bisa menjadi wahana penyalur kehebatan yang selama ini tertimbun keberadaannya (terlepas dari subjektivitas dan kepentingan-kepentingan yang ada). Awalnya aku tak serius mengikuti acara ini, aku hanya sebatas suka dan kagum melihat talenta-talenta yang ditunjukkan generasi emas bangsa ini, kekagumanku semakin meningkat, saat aku menyaksikan sekelompok pengamen jalanan yang berasal dai kota tercintaku “Surabaya”, mereka menamakan diri dengan sebutan “Klantink”, sebuah jajanan tradisional yang hampir punah digilas produk instan globalisasi. Aaaah, terlepas dari itu semua aku mempelajari perjuangannya yang begitu berliku. Sampai pada akhirnya, sejarah mencatat kegigihan usahanya, Sekelompok pemusik jalanan, seniman terminal yang bisa menyingkirkan ratusan peserta lainnya dengan kreatifitas yang dipupuk ditengah kerasnya kehidupan jalanan. Sampai pada akhirnya aku menyimpulkan, semua orang berhak mendapatkan prestasi tertingginya, tidak harus dengan modal yang tinggi, tetapi cukup dengan keinginan dan usaha yang tinggi. Good, Better, Best adalah prestasi tertinggi yang ditawarkan oleh kehidupan ini, kita mampu mencapainya asalkan kita bisa menjebol tembok penghalang yang membelenggu. Tembok-tembok tersebut bermacam-macam bentuknya, terkadang ia menjelma menjadi kemalasan, kejenuhan, kebosanan, keputus asaan dan lain sebagainya. Tetapi hanya ada satu alat yang bisa merobohkan tembok-tembok tersebut, satu alat itu adalah “kegigihan”. Kalaupun tembok itu masih tertahan kokoh masih ada cara yang bisa membantu merobohkannya, cara itu adalah memperkuat “kegigihan” dan biarlah waktu yang membantu merobohkannya…. Karena berproses juga membutuhkan waktu,,,Selamat beristirahat, ………………Semoga Bermanfaat ……………… GAMBAR:http://nrsmonline.com/wp-content/uploads/2011/06/iStock_000005050409Medium.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thanks...