
Sungguh aku bersyukur bisa lahir dan hidup di tanah gemah ripah loh jinawi ini. Kesantunan serta perhatian orang-orang disini cukup besar. Baik kepada tetangganya, orang-orang jauh yang tak dikenalnya, kepada pemerintahanya, dan kepada siapa saja tanpa ada tirai pembeda dalam hidupnya. Saat ini aku tengah merasakan dan menikmati kemesraan dan perhatian masyarakat bangsa ini kepada pemerintahanya. Akhir-akhir ini gegap gempita kenaikan Harga BBM menjadi salah satu tranding topik dan indikatornya. Masyarakat dari kasta sosial yang berbeda turun kejalan. Kaum terpelajar Mahasiswa, Buruh, Petani, pengayuh becak, nelayan dsb dengan kesatuan hatinya telah bertekad menunjukkan perhatian khusus kepada pelaku kekuasaan.
Sangat mustahil apabila Negeri Indonesia ini akan mengalami keruntuhan sistem dan perilaku yang sedemikian parah buruknya, dan menyebabkan terjadinya puncak amuk dan anarkisme sosial. Sangat-sangat mustahil. Aku berani mengatakan bahwa apa yang terjadi saat ini bukan amuk sosial, itu berdasarkan pertimbangan bahwa, Indonesia ini memiliki dan dipimpin oleh sedemikian banyak pemuka yang alim-alim, pemikir yang cemerlang, generasi yang cerdas, yang paham segala macam keilmuan dan menggendong begitu besar kehebatan pengetahuan, memiliki jutaan referensi buku yang tebal-tebal, yang rumah dan gedungnya menjulang amat tinggi menyentuh peradaban langit, yang kebijaksanaan logikanya mengalahkan dinamisasi perkembangan zaman. Jadi hal-hal kecil yang terjadi akibat kenaikan BBM seperti saat ini hanyalah pentas teater yang terjadi di panggung ibu pertiwi. Tak perlu resah dengan adanya keributan ini. Ini hanya pementasan kecil sebagai penghibur kejenuhan yang selama ini terjadi.
Aku mengatakan gegap gempita itu sebagai perhatian, bukan sebuah bentuk kebencian. Mereka yang aksi adalah mereka yang sangat sayang kepada rumahnya. Amat tidak mungkin masyarakat melakukan aksi jika mereka tidak sayang kepada bangsanya. Orang peduli karena orang itu perhatian kepada siapapun yang disayangi. Aku bersyukur masih ada orang-orang yang mengorbankan waktunya dan merelakan tenaganya untuk memperhatikan kepentingan yang jauh lebih besar dibandingkan dirinya sendiri.