Layaknya dulu kita tertawa-tawa bahagia melepas susah.
Aku bercerita, kau dengarkan dengan seksama,
Sesekali kau menimpali dengan ocehan khas Jawa Timuran, yang lazim kita sebut dengan "gojlokan".
Begitu juga sebaliknya, saat kau yang bercerita,
Aku mendengarkan dengan ceria,
Meskipun kenyataannya aku hanya berpura-pura.
Toh obrolan itu masih bernuansa mesra.
Wahai kawan,
Inginku berbagi nostalgia Kepada kamu semua, tentang apa saja, semuanya,
Yang dengan sengaja maupun tidak, pernah kita torehkan bersama-sama.
Wahai teman,
Ingin rasanya aku berkumpul dengan kalian semua, Kembali bersama, menjalani aktifitas, melewati tikungan waktu dan masa,
Meskipun hanya beberapa saat saja,
Sekedar untuk mengobati rasa penat yang melanda.
Wahai sobat,
Dengarlah aku sesaat, karena aku hanya ingin curhat.
Tapi kemana aku harus mencarimu,
Bagaimana caranya aku menemukan keberadaanmu,
Lewat siapa aku bisa menemui batang hidungmu,
Padahal banyak sekali hal yang ingin aku diskusikan,
Seabreg bahan pertanyaan yang ingin aku tanyakan,
Banyak kasus yang ingin aku sampaikan.
Tapi mau bagaimana lagi, ya sudah, aku hanya bisa berandai-andai,
Andai bisa bersama, sambil minum kopi, kumpul-kumpul duduk ngobrol.
Kawan, kamu tahu, kenapa aku ingin bertemu kalian semua, ingin ngajak nongkrong kalian, ingin Ngobrol sama kalian? Karena aku merasa sepi, merasa asing, tak ada kawan yang mampu menemani
Layaknya kalian yang mampu mengimbangi.
Aku benar-benar merasa sendiri di pulau ini, orang-orang tak tahu siapa namaku,
Aku pun tak kenal siapa mereka, dari manaa asalnya pun aku tak mengerti,
Mereka pikirkan dirinya sendiri, terpaksa aku juga memikirkan diriku sendiri, menelusuri kisah hidupku.
Lantas jangan langsung kau simpulkan bahwa aku apatis, egois dan is is yang lain.
Aku pikirkan diriku, Karena aku memang kebingungan saat ini.
Seringkali aku berjalan dengan alas keraguan,
Lalu berhenti dibawah atap ketidakpastian.
Mencoba mencari kawan lain yang memiliki frekuensi kedekatan emosianal yang sama.
Tapi Sulit rasanya menemukan keberadaannya.
Sesekali ku tengok ke arah rimbunan pohon, tampak ia menertawakan kebingunganku,
Ku pandangi langit-langit luas, tapi ia terlihat mencampakkan kesendirianku.
Aaah, entahlah.
Untuk mengisi waktu, kadangkala aku menyelinap di tengah jalanan kota yang Sunyi.
Aku berjalan hati-hati, cepat dan terukur sekali. Sekedar mencari aktifitas pelipur diri.
Dari situlah arti kata "Masa Lalu" baru aku sadari
Masa Lalu,
Istilah masa sekarang memiliki definisi yang teramat sempit,
Jangankan beberapa tahun kebelakang, satu detik setelah aku tuliskan paragraph ini telah menjadi masa lampau,
Masa dimana waktu tak mau lagi diajak kompromi untuk sesekali kembali.
Masa yang patuh kepada Sunnah perputaran bumi
Masa yang mendominasi aktifitas alam fana ini
Kawan, dari sinilah baru ku sadari,
Kalian telah menjelma menjadi masa lalu ku
Kalian tak lagi tampak nyata dihadapanku
Tapi bukan berarti aku kehilangan keberadaanmuMeskipun waktu dan aktifitas menjadi tabir penghalang untuk bertemu denganmu,
Aku tetap yakin, disana, dimanapun kau berada, kau tak akan pernah benar-benar melupa
Kau juga menginginkan masa yang seperti dahulu kala
Bolehlah raga kita berpisah, tapi jiwa kita tetap bersama
Satu hal yang perlu kita cermati,
Puncak persahabatan sejati adalah saat jasad kita tak lagi berjumpa,
Tetapi dalam hati kita saling mendo’a untuk keberhasilan kita bersama
Selamat Beraktifitas kawan,
Selamat berjuang Sahabat,
Sampai berjumpa besok, entah kapan pastinyaSelamat berjuang Sahabat,
Dan semoga kita dipertemukan di gerbang nan gemilang
Palembang, 18 Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar