Minggu, 19 Mei 2013

BAHAGIA ITU???

Gembira, senang dan bahagia, 3 kata yang mungkin setiap orang memiliki penafsiran makna yang berbeda-beda. Sampai saat ini, sampai kalimat ini aku tulis, aku belum menemukan definisi dari ke 3 kata tersebut, sama halnya aku juga kesulitan mendefinisikan kata suka, kagum, sayang dan cinta. Yang aku yakini, definisi paling benar adalah yang berada dalam hati masing-masing orang. Setiap orang pastinya memiliki parameter yang tidak sama, pun untuk mewujudkan perasaan tersebut, setiap individu tidak serupa. Ada yang gembira saat mereka telah diwisuda, ada yang merasa senang karena orang yang dia cintai telah datang, ada yang bahagia saat apa yang menjadi keinginannya dapat terwujud dengan mudah dll dsb. Ada yang output dari kegembiraannya dia tertawa dengan lepas. Dan itu semua masih sah dan tidak ada pasal yang melarang tindakan tersebut. Kebahagiaan dan kegembiraan yang ia pancarkan tergantung momen yang ia rasakan.

Ada satu cerita terkait penilaian orang terhadap kata "bahagia" itu. Beberapa minggu lalu, saat baru saja aku menginjakkan kaki di salah satu kota di Sumatera Selatan (kota terjauh yang pernah aku singgahi), aku mendapat beberapa tawaran dari teman-teman untuk mencari "kebahagiaan" yang mereka perhalus dengan istilah "refreshing". Beberapa kawan mengatakan dipalembang tidak seperti di pulau jawa, surabaya, atau jakarta misalnya. Disini hanya ada 4 mall (kalau gak salah), dan dari sekian mall hanya ada 1 bioskop disalah satu mall itu. Saat beberapa minggu awal khususnya weekend sering aku mengikuti teman-teman ke mall, meski untuk sekedar makan, nongkrong dan nonton, bagi mereka "inilah satu-satunya tempat untuk melepas penat, satu-satunya tempat dari seluas tempat yang bisa bikin mata menjadi segar, yang bikin bibir tersenyum lebar, hanya itu dan hampir tiap minggu tempat inilah yang mereka tuju, woooow!!!"

Terus salah gitu? Yaa tidak juga, terus masalah buat lu? Emm kalau buat gue, ada sih, tapi sedikit. Masalahnya? Oke kita diskusikan bersama.

Kenapa pada judul diatas "bahagia" saya letakkan pada kata terakhir? Karena puncak dari rasa senang, gembira, suka, ceria adalah kebahagiaan. Bahagia adalah muara dari arus perasaan yang kita punyai. Tentu ini adalah hasil ijtihad pemikiran pribadi, jika saya salah bisa dikoreksi. Banyak orang bijak mengatakan bahwa kebahagiaan ada didalam hati masing-masing orang, kebahagiaan sebenarnya tidak perlu dicari, tapi perlu untuk ditemukan.

Malam ini, 18 Mei 2013 dipalembang ada pertunjukan OVJ, beberapa kawan jga ngajak nonton live acara lawakan tersebut. Mereka sih bilangnya, ikut aja, itung2 refreshing selama satu minggu ini. Kalau dipikir sih yaaa ndak ada salahnya juga kali ikut, tapi saat ini aku mencoba mencari kesenanganku dengan bersahabat bersama rasa sepi. Mungkin disana aku bisa tertawa puas, cengengesan, dan ekspresi kesenangan lainnya, tapi apakah dengan itu bisa bahagia? Bisa jadi bahagia, bisa jadi tidak, bisa jadi hanya sebuah kamuflase ketidakberdayaanku menyembunyikan kesedihan, bisa jadi ini, bisa jadi itu, ndak mesti. Maka dari itu ku putuskan saja untuk menyusuri jalanan kota palembang, sambil jalan kaki sambil menikmati udara malam hari. Cari makan, ngopi, atau sekedar cemilan. Karena bagiku

Orang tertawa belum tentu bahagia, sedangkan orang yang menangis pun belum tentu menderita. " Karena puncak kebahagiaan seseorang berupa tangisan, dan puncak penderitaan seseorang adalah tertawa (setress)".

Setelah sekian menit aku berjalan, Kutemukan satu tempat yang aku pikir cocok untuk disinggahi, warung "mie ayam", makanan favorit, setidaknya coba aku bandingkan rasa mie ayam palembang dan surabaya. Sambil nunggu mie diolah, coba ku amati orang2 sekitar, ternyata mereka yang datang, juga mencoba mencari kebahagiaannya masing-masing, sepanjang jalan orang beraktifitas dan lalu lalang. Ada Tukang parkir, dibelakang raut wajahnya yang sedikit kusam cukup bahagia mempertanggungjawabkan pekerjaan yang dijalani, ada juga pengamen, dibalik keterpaksaan nyanyiannya masih saja dia bermesraan dengan intonasi dan sastra yang dinyanyikannya, ada juga pak polisi, ia tunjukkan kerelaan meninggalkan keluarga lewat ketegasan sikapnya dalam mengatur lalu lintas. Sejenak aku berfikir gak ada ruginya aku menyendiri menikmati udara malam yang damai. Toh pilihanku ini telah mengantarku mempelajari kebahagiaan orang-orang dan menemukan kebahagiaanku sendiri. Mungkin saja kalau tadi aku datang ke event tersebut, tulisan ini belum selesai dirampungkan, hhehe.

Kembali ke tulisan, Penyikapan orang-orang yang aku temui tersebut adalah output yang dihasilkan dari definisi yang mereka buat. Kita memiliki kebebasan dalam menerjemahkan kata, memiliki kemerdekaan dalam memilih makna yang sesuai, yang penting jangan menyesali pilihan yang sudah diambil. Kebahagian yang telah kita temukan akan berpanguruh besar pada aktifitas yang kita jalankan. Coba saja kita renungkan, pernahkan kita mendapatkan hal yang paling menyenangkan? sesaat setelah kita mencapai sesuatu yang menyenangkan tersebut (menurut masing-masing diri kita) aktifitas yang kita jalani setelah itu sangat enjoy, tidak merasa lelah, tidak lesu dsb. Sebaliknya ketika masalah yang kita temui, dan kita belum mampu menemukan kebahagiaan dalam masalah tersebut, aktifitas yang kita jalani terasa membosankan, terasa kurang enjoy dan kita tidak dapat menikmati apa yang sedang kita jalani.

Aah sungguh damai sekali malam ini. Tak ada kesimpulan dari tulisan ini, tak ada yang bisa diringkas dari uraian yang agak panjang ini, kau akan temukan kesimpulan dalam penghayatan batinmu, juga akan kau dapatkan ringkasannya dalam ketenangan hatimu. Sebagian orang mengatakan bahagia itu sederhana, sebagian yang lain meragukan dengan mengatakan "tapi aplikasinya tidak sesederhana itu", sedangkan aku tidak mengikuti sebagian orang yang ini dan itu, bagiku kebahagiaan itu sederhana jika kita bisa menemukan definisi nya, dan kita konsisten untuk mempercayai definisi yang kita temukan, dan yang membuat kita tidak bahagia adalah kita suka membanding-bandingkan dengan definisi, parameter dan pencapaian orang lain. Itulah yang menjadi "mental block" kita dalam menemukan kebahagiaan yang sedang menyembunyikan dirinya.

Silahkan anda mencari, coba anda temui, semoga anda segera mendapatkan kebahagiaan yang anda cari. Karena saat ini, saya telah menemukan kebahagiaan itu dengan menikmati "mie ayam" yang tersaji.

Selamat berakhir pekan, selamat menikmati kebahagiaan, semoga malam ini menjadi weekend yang menyenangkan. Semoga bermanfaat!


Palembang, 18 Mei 2013

Gambar: http://www.google.com/search?tbm=isch&source=mog&gl=us&tab=wi&q=kebahagiaan&sa=N#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thanks...