1. Jodoh Universal

Satu lagi masalah pekerjaan misalnya, bagi sebagian kita yang telah berusaha melamar kerja dan menjemput nafkah, kita masukkan surat lamaran pada beberapa perusahaan, kita kirim email ke Perusahaan ini ke Perusahaan itu, kesana dan kemari, orang bisa menyebutnya gambling, siapa tau luput yang ini dapet yang itu. Gambling itu yaa kalau boleh dibahasakan, sederhananya adalah perjodohan yang belum dipertemukan, dan kita punya effort yang besar dan berusaha untuk menemukan. Kita datang diundang interview di Perusahaan ini dan itu, tapi ternyata adakalanya kita yang kurang mantap untuk melanjutkan tanda tangan kontrak, ada juga perusahaannya yang belum menerima spesifikasi individu kita, siapa yang bisa menyangka? Siapa yang bisa mengira? Alih-alih kita sudah yakin bisa diterima, eh ternyata ada yang kurang memenuhi syarat perusahaan, atau klasifikasi kemampuan kita cukup tinggi dibandingkan yang diminta perusahaan. Di kesempatan yang lain, ternyata kita dipanggil oleh perusahaan A, untuk menjalani tes spesifikasi, dan pada akhirnya kita diterima, hal ini siapa juga yang bisa mengidentifikasinya? Bukankah hal ini juga perjodohan kita dengan perusahaan?. Setali tiga uang, Bisnis misalnya, ada orang yang pertama kali nyoba bisnis A ternyata menghadapi kesulitan, terus ia usahakan sambil nyari bisnis lain, ketemulah bisnis B, tanpa disangka dan tanpa di nyana, lebih cepatlah perkembangan bisnis B ini. Seiring berjalannya waktu bisnis inilah yang menjadi besar, dan berkembang pesat, bukankah ini juga perjodohan kita dengan bisnis?.
Banyak hal yang bisa kita fahami, banyak pelajaran yang bisa kita renungi, banyak kasus yang dapat kita ambil ilmunya. Tuhan menggelarkan semua kejadian untuk kita cari maknanya, untuk kita aplikasikan kebaikan-kebaikannya, untuk bisa kita resapi kebijaksanaannya. Perjodohan dengan apapun yang Tuhan berikan, hanya satu kunci kebahagiaanya, yaitu syukuri yang telah kita dapati. Tentu satu hal yang perlu difahami adalah, tidak serta merta Tuhan mempertemukan apapun saja dihadapan kita, tanpa kita terlebih dahulu mengusahakannya. Saat kita diperjodohkan sementara dengan kesusahan, mengertilah dengan nurani, bahwa Tuhan masih mau menguji kita, bayangkan jika Tuhan sudah cuek dengan kita,? Saat kita dijodohkan dengan musibah, fahamilh dengan budi pekerti, bahwa semua dari Allah dan akan kembali kepada Allah, “innalillahi wa inna ilaihi rooji’uun”. Selalu berkhusnudzon, insya allah kita terhindar dari kebuntuan-kebuntuan, terlepas dari cengkraman kegalauan-kegaluan yang seharusnya tidak kita harapkan. Yakin saja, Tuhan akan menjawab keyakinan kita, Kata Allah dalam Hadits qudsy nya “ana ‘indza dhonni ‘abdiiby” Aku (kata allah) bersama dengan keyakinan hambku, kalau kita pesimis, kepesimisan itulah yang akan kita dapati, kalau kita optimis dan berusaha mewujudkan rasa optimis itu, yakinlah, jalan kemudahan pasti mengiringi.
2. Perjodohan Sedekah
Semoga panjang lebar penggambaran diatas mampu mensketsa tingkat pemahaman kita tentang perjodohan itu sendiri. Sekarang aku ingin menulis tentang perjodohan sedekah. Tidak hanya aktifitas individu yang diperjodohkan, aktifitas sosial religi seperti sedekah pun Tuhan menjodohkan kita. Perjodohan itu tentu melingkupi dimensi ruang dan waktu. Mungkin anda pernah punya niatan ingin sedekah saat ada sedikit rezeki, tapi entah karena aktifitas yang terlalu padat, sehingga rasanya tak ada waktu untuk sekedar membagi sedekah. Contoh lain niatan sudah ada, tapi saat kita cari-cari untuk yang bisa kita kasih sedekah terkadang tidak ketemu-ketemu, atau malah ada yang punya lebih rezeki yang notabennya itu bukan milik kita, harta orang lain, kita malah tidak terfikirkan untuk mensedekahkan sebagai bentuk pensucian harta yang kita punya. Atau saat ada niatan ingin sedekah, eh ternyata ada seseorang yang dating yang membutuhkan bantuan materi misalnya. Atau kita ada donasi untuk dibagikan, teman bercerita bahwa tetangganya ada yang lagi dalam kesulitan. Sedekah atau berbagi apa saja bisa karena kita merasa, melihat atau mendengar. Merasa perlu dibantu maka kita bantu, kita melihat ketidakberdayaan dan kita mampu menolang, usahakan untuk menolong, terakhir, meski hanya kita mendengar dari cerita teman, tetapi teman itu tak mampu mambantu, saat itu juga kita bisa bantu, kenapa hanya berpangku tangan, lepaslah tangan, bantulah yang kesusahan.