Jumat, 21 September 2012

SEDEKAH! YANG PENTING MAU ATAU TIDAK, TITIK


Ada sebuah cerita. Entah benar atau salah, entah ada atau tak ada, entah nyata atau fiksi belaka. Aku tidak peduli. Sekiranya itu cerita baik dan patut dicontoh kenapa harus dipilah-pilah. Kalau pun syetan saja yang bercerita, asalkan bisa nambah pahala ya diterima saja. 

Begini ceritanya, ada sebuah kakek yang cukup tua dan renta. Setiap hari dia pergi ke masjid. Unik ceritanya menginspirasi kisah hidupnya. Yang ia lakukan, setiap kali kemasjid adalah menata sandal para jama'ah, yang datang dan menunaikan solat di masjid itu. Sudah berlangsung cukup lama, sudah berlalu bertahun-tahun dia mengerjakan aktifitas yang sama. Tanpa rasa lelah, tanpa keluh kesah tetap saja ia jalani semua dengan ikhlas dan keridhoan semata. 

Suatu saat, ada salah satu jama'ah yang penasaran, motivasi apa yang membuat kakek itu tetap bertahan, istiqomah menjalani keberkahan lewat sandal yang ditata. 

"Maaf mbah, bolehkah saya bertanya kepada mbah?" 

"Silahkan saja nak, pertanyaan seperti apa yang gerangan ingin kau tanyakan", jawab kakek dengan cukup berwibawa. 

"Gini mbah, kenapa hampir setiap hari, mbah ini selalu menata sandal para jama'ah?" Tanya orang itu penuh penasaran. 

"Nak, yang ingin masuk syurga itu tidak hanya orang kaya, tidak hanya orang yang mampu bersedekah dengan hartanya, tidak hanya orang yang bisa bermanfaat dengan ilmunya, tidak hanya orang yang mampu beribadah dan berbuat banyak dengan tenaganya, mbah juga ingin masuk syurga nak", sergah mbah kakung itu dengan cukup tenang. 


Masih ingin mendengarkan cerita lebih lanjut, orang itu menunjukkan wajah penuh penasaran. 
"Nak", suara sang mbah yang membuyarkan penasaran orang itu, lantas mbah kakung melanjutkan argumentasi religinya. 

"Mbah ini sudah tua nak, tak mampu lagi mbah memanfaatkan tenaga untuk kepentingan agama. Mbah sudah renta energi juga mudah lelah." Itu yang pertama, sambil menarik nafas yg sedikit mulai merekah. "Kedua, mbah ini orang bodoh nak, ilmu apa yang bisa aku sedekahkan, ilmu apa yang bisa mbah bagikan". 

Tak cukup itu lagi nak, yang ter-akhir, "mbah ini wong kere, miskin dan tak punya apa-apa. Harta yang cukup buat makan hari ini saja sudah alhamdulillah. Tapi mbah yakin, Allah sudah cukup adil kepada hambanya. Kalau Allah menilai pahala hanya dari seberapa besar orang bersedekah, maka tak ada pahala sedekah yang bisa mbah harapkan kecuali terjaga dalam sebuah pasrah". 

Tapi untungnya Allah sangat bijaksana memperlakukan ciptaannya. Allah menilai pahala sedekah tidak hanya lewat seberapa besar dia sedekah, tapi lebih utamanya adalah seberapa besar kesungguhan ia dalam bersedekah. 
Orang yang sungguh-sungguh dalam bersedekah, sudah pasti sungguh pula keikhlasannya, seberapapun yang ia punya, sekuat apapun tenaganya, akan ia relakan tanpa suatu pengharapan apapun. 

"Mbah menata sandal gini supaya orang senang datang ke masjid, mereka melihat sandal yang ditata rapi, orang bahagia melihat keteraturan yang ada didepan mata. Mbah hanya bisa berharap pahala dari rasa senangnya orang melihatnya, berharap pahala dari senyum jama'ah yang mengembang". 

Mbah ini cukup bijaksana dan berwibawa, pikir orang itu." Ooo begitu ya mbah, terimaksih mbah atas pengetahuan yang telah dibagi" semoga pengharapan mbah bisa menjadi benar-benar berkah dan terhitung pahala tiada tara". 

"Sama-sama nak doakan saja supaya mbah bisa tetap diberi kekuatan dan selalu bermanfaat bagi sesama". Percakapan yang hangat itu akhirnya usai dan diselesaikan. 

Betapa malunya kita dengan mbah itu, entah siapa namanya, jika dengan segenap tenaga, dengan harta yang kita punya, dan dengan ilmu yang sudah kita pelajari, kita tidak mampu berbagi dan bersedekah untuk sesama. Segala sesuatu yang diniati dengan sungguh-sungguh tidak akan menjadi beban yang akan membuat kita menggerutu. 

Semoga menginspirasi, semoga bermanfaat 

---MLG, jum'at 21 Sept 2012, 10.45---

2 komentar:

  1. Lalu untuk kita yang punya uang? Yaa bersedekah dengan uang. Pernah membaca sebuah kalimat yang kira-kira berbunyi,"Banyak alasan untuk tidak atau sedikit bersedekah. Keihkhlasan menjadi salah satu alasan yang sering dijadikan orang untuk bersedekah dalam jumlah yang kecil."

    BalasHapus
  2. yuppps betul sekali. sedekah itu adalah soal kesanggupan dan keseriusan dlm memberi, mungkin yg dmaksud "tdak ikhlas" dsini adlh, sbnarnya qt sanggup memberi yg besar tp krena kurangnya ksungguhan itu, jd yg qta keluarkan adlh seikhlasnya alias kecil, lha untk bsa keluar dr mainstrem "ikhlas kecil", perlu dilatih brutal, biar tingkatan keikhlasan qta jg smkin brutal tingginya, mungkin!!!
    Tidak ikhlas untk mencpai ikhlas yg lbh tinggi,

    BalasHapus

Thanks...